Haji Agus Salim, dengan julukannya “The Grand Old Man,” merupakan tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia dari Sarekat Islam dan ahli diplomasi yang memperjuangkan kedaulatan Indonesia di kancah internasional. Agus Salim lahir dengan nama asli Mashudul Haq, yang dikenal sebagai sosok cerdas, menguasai banyak bahasa asing dan menolak beasiswa ke Belanda karena alasan prinsip.
Agus Salim merupakan negarawan yang teguh dalam prinsip, dan pelopor emansipasi perempuan dalam gerakan Islam. Ia wafat pada 4 November 1954 dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 1961 sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya bagi bangsa dan negara.
Simak kisah lengkap Agus Salim memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan kemahirannya berdiplomasi di artikel biografi yang telah kami tulis dengan judul “Biografi Agus Salim: “The Grand Old Man” “.
Table of Contents
ToggleBiodata Agus Salim
Nama Lengkap | H. Agus Salim |
Nama Kecil | Masjhoedoelhaq |
Nama Lain | - |
Lahir | Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, 8 Oktober 1884 |
Wafat | Jakarta, 4 November 1954 (umur 70) |
Makam | Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta |
Agama | Islam |
Suku | Minang |
Bangsa | Indonesia |
Pekerjaan | Jurnalis, Diplomat |
Partai Politik | Partai Syarikat Islam Indonesia (PSSI) |
Ayah | Soetan Muhammad Salim |
Ibu | Siti Zainab |
Istri | Zaenatun Nahar |
Anak | Theodora Atia (Dolly), Jusuf Tewfik Salim (Totok), Violet Hanifah (Jojet), Maria Zenobia (Adek), Ahmad Sjewket Salim, Islam Basari Salim, Siti Asiah (Bibsy), dan Mansur Abdur Rachman Ciddiq |
Riwayat Pendidikan Agus Salim
Pendidikan | Tempat | Tahun |
---|---|---|
Europeesche Lagere School (ELS) | Hollandsch-Inlandsche School Pematangsiantar | |
Hoogere Burgerschool (HBS) Koning Willem III | Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia |
Karir Agus Salim
Organisasi/Lembaga | Jabatan | Tahun Menjabat |
---|---|---|
Konsultan Belanda | Penerjemah | 1906 |
Hollansche Inlandsche School (HIS) | Pendiri | |
Harian Neratja | Redaktur II lalu Ketua Redaksi | 1915 |
Harian Hindia Baroe | Pemimpin | |
Surat kabar Fadjar Asia | Pendiri | |
Harian Moestika | Redaktur | |
Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO) | Pendiri | |
Serikat Islam | Anggota | |
Volksraat | Anggota | 1921-1924 |
Jong Islamieten Bond | Pendiri | |
Dewan Pertimbangan Agung | Anggota | |
Kabinet Syahrir II | Menteri Muda Luar Negeri | 12 Maret 1946 - 2 Oktober 1946 |
Kabinet Syahrir III | Wakil Menteri Luar Negeri | 2 Oktober 1946 - 26 Juni 1947 |
Kabinet Amir Sjarifuddin I | Menteri Luar Negeri | 3 Juli 1947 - 11 November 1947 |
Kabinet Amir Sjarifuddin II | Menteri Luar Negeri | 11 November 1947 - 23 Januari 1948 |
Kabinet Hatta I | Menteri Luar Negeri | 29 Januari 1948 - 4 Agustus 1949 |
Kabinet Hatta II | Menteri Luar Negeri | 4 Agustus 1949 - 21 Oktober 1949 |
Persatuan Wartawan Indonesai | Ketua Dewan Kehormatan | 1952 |
Penghargaan
Penghargaan | Tahun | Keterangan |
---|---|---|
Pahlawan Nasional Indonesia | 27 Desember 1961 | Keppres No. 657 Tahun 1961 |
Gelanggang Olah Raga Agus Salim, Padang | 1985 | Namanya diabadikan sebagai nama GOR di Padang Sumatera Barat |
Jalan Agus Salim | Namanya digunakan sebagai nama jalan di beberapa kota dan daerah di Indonesia. |
Penghargaan (tahun) | Gambar |
---|---|
Bintang Mahaputera Adipurna (17 Agustus 1960) | |
Satyalencana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan (20 Mei 1961) |
Kami berusaha untuk memberikan data yang akurat, jika kamu menemukan ada informasi yang keliru dan kurang tepat serta ingin menambahkan data dari tokoh ini disini silahkan hubungi kami melalui kolom Contact Us atau Komentar di bawah ini.
Kami sangat berterimakasih atas setiap masukan yang kamu berikan, karena itu akan meningkatkan kualitas data yang kami berikan ini. Terima kasih atas dukungan dan kerjasama nya.
Salam dari Arsip Manusia