Sudharmono merupakan Wakil Presiden Indonesia yang ke-5, ia mulai menjabat dari 11 Maret 1988 sampai 11 Maret 1993. terutama selama masa kepemimpinannya di Golkar. Sudharmono juga dikenal sebagai orang penting di Golkar, ia terpilih sebagai Ketua Umum Golkar pada Munas ke III Golkar di tahun 1988.
Pada Pemilu 1987, Golkar berhasil meraih kemenangan besar dengan mendapatkan 73,2% suara, suatu pencapaian yang luar biasa di masa Orde Baru. Kemenangan ini memperkuat posisi Sudharmono, hingga membuatnya menjadi Wakil Presiden pada tahun 1988.
Namun, pencalonan Sudharmono sebagai Wakil Presiden tidak sepenuhnya berjalan mulus, karena mendapat tentangan dari kalangan tertentu, terutama dari unsur militer yang merasa posisinya sebagai Ketua Umum Golkar dan calon Wakil Presiden dapat menjadi ancaman bagi stabilitas politik
Table of Contents
ToggleMasa Kecil dan Pendidikan Sudharmono
Sudharmono lahir di Cerme, Gresik, Jawa Timur pada tanggal 12 Maret 1927. Sudharmono sudah Yatim sejak kecil, ibunya meninggal Ketika melahirkan adiknya, ayah Sudharmono menjadi sakit sakitan sejak ditinggal ibunya, meski sempat mendapat perawatan di Surabaya, ayahnya tetap tidak tertolong dan wafat ditahun yang sama dengan ibunya.
Sudharmono tinggal bersamanenekanya di Rembang, Pantai Utara Laut Jawa. Di kota ini, Sudharmono memulai Pendidikannya di Sekolah Dasar Belanda HIS. Gurunya di HIS melihat Sudharmono terlalu pintar, sehingga Sudharmono yang seharusnya naik ke kelas II langsung ke kelas III.
Sudharmono melanjutkan Pendidikan menegahnya di Semarang, saat SMP ia mengambil jurusan B (Ilmu Pasti), sementara Ketika SMA, Sudharmono tidak sempat menyelesaikan Pendidikannya karena perang kemerdekaan.
Sudharmono memutuskan untuk ikut berperang, setelah perang selesai, Sudharmono tertarik untuk berkarir dimiliter. Pada tahun 1956, Sudharmono melanjutkan pendidikannya di Akademi hukum Militer. Sudharmono melanjutkan pendidikan hukumnya di Perguruan Tinggi Hukum Militer dan berhasil mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada tahun 1962.
Karir Sudharmono
Sudharmono bergabung dengan Akademi Hukum Milter pada tahun 1952 dan menyelesaikannya pada tahun 1956. Setelah itu, Sudharmono ditugaskan di Medan, Sumatera Utara sebagai Jaksa Militer pada tahun 1957-1961.
Pada Masa Konfrontasi Indonesia-Malaysia, Soekarno membentuk KOTI (Komando Operasi Tertinggi) yang merupakan perintah perang langsung Presiden Soekarno. Sudharmono bergabung dengan KOTI dan menjadi Anggota Pusat Operasi Bersama, pada tahun 1963, di Operasi Agung.
Pada Bulan Oktober 1965, Soeharto diangkat menjadi Paglima Angkatan darat dan bergabung dengan KOTI sebagai Kepala Staf. Pada masa masa-masa tegang sejarah Indonesia hubungan Soeharto dan Sudharmono semakin erat.
Hal ini dapat dibuktikan Ketika Soeharto menerima Surat Perintah Sebelas Maret (SUPERSEMAR), Sudharmono yang diberi perintah untuk menyalin surat itu untuk di sebarkan kepada Perwira militer lainnya. Pada 12 Maret 1966, Sudharmono juga ikut menulis dekret pelarangan Partai Komunis Indonesia (PKI).
KOTI dibubarkan Ketika Soeharto menjabat sebagai Pejabat Presiden. Keterampilan Sudharmono dibidang administrasi selama di KOTI, menjadikannya sebagai Sekretaris Kabinet dan Ketua Dewan Stabilitas Ekonomi pada tahun 1968.
Pada tahun 1970, Sudharmono dipindahkan dari Sekretaris Kabinet menjadi Menteri Sekretaris Negara. selain menjadi Menteri Sekretaris Negara, Sudharmono juga terkadang menggantikan Menteri lain Ketika mereka tidak dapat melaksanakan tugasnya.
Ketua Umum Golkar
Karena keberhasilannya selama menjadi Menteri Sekretaris Negara, Sudharmono dicalonkan untuk menjadi Ketua Umum Golkar pada Musyawarah Nasional (MUNAS) ke-3 di Manggala Wanabhakti, Jakarta pada Oktober 1983. Sudharmono terpilih menjadi Ketua Umum Golkar dengan cara ditunjuk langsung oleh Soeharto dan didukung oleh anggota lainnya.
Walau banyak yang mendukung Sudharmono menjadi Ketua Umum Golkar, tetap ada yang tidak setuju. Meski Sudharmono merupakan seorang Purnawirawan berpangkat Letnan Jenderal, ia tidak pernah diterima sebagai anggota penuh kalangan militer.
Latar belakangnya sebagai Alumni Akademi Militer dan menjadi Jaksa Militer yang menjadi alasannya, Sudharmono tidak memiliki pengalaman tempur seperti kebanyakan pemimpin militer.
Walau ada yang tidak setuju atas pengangkatanya menjadi ketua umum, karena lebih banyak yang setuju, Sudharmono tetap diangkat menjadi Ketua Umum Golkar pada MUNAS III Golkar 1983.
Sudharmono ingin Golkar memperjuangkan terwujudnya pemerintahan yang bersih serta berwibawa, untuk itu ia berharap agar kader-kader dan Pemimpin Golkar baik di pusat maupun daerah dapat Bersama sama melaksanakannya dengan kemauan dan semangat yang tinggi.
Untuk mencapai keinginannya itu, Sudharmono membuat program Tri Sukses Golkar (Sukses Konsolidasi, Sukses Repelita IV, Sukses Pemilu 1987 dan Sidsang Umum MPR 1988).
Sudharmono merupakan pemimpin Golkar yang demikratik, ia selalu memperhatikan kebutuhan kelompoknya serta mempertimbangkan tugas yang mampu dikerjakan kelompoknya, ia juga menerima masukan pendapat dari bawahannya.
Sudharmono berhasil menjalankan program Tri Sukses Golkar, Ia berhasil meraih suara 73,16% pada pemilu 1987, 9% lebih banyak dari pemilu 1982. Setahun setelah Pemilu 1987, Sidang Umum MPR 1988 dilakukan untuk memilih Presiden dan wakil presiden.
Wakil Presiden
Kemungkinan Sudharmono menjadi Wakil Presiden tidak disukai kalangan ABRI, Soeharto menyadari hal itu, untuk mencega ABRI melakukan hal yang tidak diinginkannya, Soeharto mencopot Panglima ABRI Benny Moerdani dan digantikan oleh Try Sutrisno. Hal ini dilakukan Soeharto karena Moerdani sangat tidak menyetujui Sudharmono menjadi wakil presiden sedangkan Try Sutrisno lebih pasif.
Ketua Partai Persatuan Pembangunan, Jaelani Nari mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden. Brigadir jenderal Ibrahim Saleh tidak setuju calon wakil presiden yang Sudha di proses, Naro akhirnya mundur di detik detik terakhir pemilihan setelah di lobi oleh Awaloedin Djamin. Setelah mundurnya Naro, Sudharmono akhirnya terpilih menjadi Wakil Presiden.
Sebagai Wakil Presiden, Sudharmono aktif berkunjung ke Daerah-daerah, Departemen, Kantor Negara, serta Lembaga non-Pemerintah. Sudharmono membuat Tromol Pos 5000, kotak pos yang dapat digunakan untuk mengirim saran dan keluhan untuk pemerintah.
ABRI tetap menunjukkan ketidaksenangannya pada Sudharmono menjadi Wakil Presiden. Pada MUNAS Golkar selanjutnya, Oktober 1988, ABRI menjaga Wahono sebagai Ketua Golkar. Pada Maret 1993, ABRI mencalonkan Try Sutrisno sebagai wakil Presiden tanpa menuggu Soeharto membuat pilihannya.
Setelah Wakil Presiden
Pada malam Jatuhnya Soeharto, Mei 1988, Sudharmono dengan Umar Wirahadikusumah dan Try Sutrisno mendatangi Soeharto untuk membahas opsi yang memungkinkan. Sudharmono kemudian tetap mengelola 7 Yayasan milik Soeharto.
Wafat
Pada 25 Januari 2006, Rabu malam sekitar 19.40 WIB, Sudharmono meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit MMC, Jakarta sejak 10 Januari 2006. Sudharmono dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, upacara pemakaman di pimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sudharmono meninggalkan seorang Isteri dan tiga orang anak.
Bio Data Sudharmono
Nama Lengkap | Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Soedharmono, S.H. |
Nama Kecil | Sudharmono |
Nama Lain | Pak Dar |
Tempat, Lahir | Cerme, Gresik, Jawa Timur, Hindia Belanda, 12 Maret 1927 |
Wafat | Jakarta, Indonesia, 25 Januari 2006 (umur 78) |
Makam | Taman Makam Pahlawan Kalibata |
Agama | Islam |
Bangsa | Indonesia |
Pekerjaan | Politisi Tentara |
Dinas Militer | TNI Angkatan Darat |
Pangkat Militer | Letnan Jenderal TNI AD |
Perang/Pertempuran | Revolusi Nasional Indonesia Konfrontasi Indonesia-Malaysia |
Partai Politik | Golongan Karya (GOLKAR) |
Ayah | Soepijo Wirodiredjo |
Ibu | Raden Nganten Sukarsi |
Isteri/Pasangan | Emma Norma |
Anak | Sri Adyanti Sudharmono, Sri Aryani Sudharmono, Tantyo A.P Sudharmono |
Riwayat Pendidikan Sudharmono
Jenjang Pendidikan | Nama Sekolah | Tahun |
---|---|---|
HIS | HIS | |
SMP | SMP | |
SMA | SMA | |
Akademi Hukum Militer (SmHk 1956) | Akademi Hukum Militer | 1956 |
Perguruan Tinggi Hukum Militer (SH., 1962) | Perguruan Tinggi Hukum Militer | 1962 |
Sekolah Perwira Cadangan | Sekolah Perwira Cadangan | |
Kursus Perwira Lanjutan Dua (Kupalda) | Kursus Perwira Lanjutan Dua (Kupalda) | |
Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat | Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat |
Karir Sudharmono
Instansi/Tempat | Jabatan | Masa Jabatan |
---|---|---|
Pasukan Divisi Ronggolawe | Komandan | 1945 – 1949 |
Staf Pusdik Perwira AD | Perwira | 1950 – 1952 |
Jaksa Tentara, Merangkap Perwira Staf Penguasa Perang Pusat, Medan | Jaksa Militer Merangkap Perwira | 1957 – 1961 |
Kabinet Ampera I | Sekretaris Kabinet | 3 Agustus 1966 – 11 Oktober 1967 |
Kabinet Ampera II | Sekretaris Kabinet | 11 Oktober 1967 – 25 Maret 1968 |
Kabinet Pembangunan I | Menteri Sekretaris Negara | 8 April 1972 – 28 Maret 1973 |
Kabinet Pembangunan II | Menteri Sekretaris Negara | 28 Maret 1973 – 29 Maret 1978 |
Kabinet Pembangunan II | Menteri Penerangan | 1 Oktober 1977 – 29 Maret 1978 |
Kabinet Pembangunan III | Menteri Sekretaris Negara | 31 Maret 1978 – 16 Maret 1983 |
Kabinet Pembangunan III | Menteri Dalam Negeri | 1 Oktober 1982 – 16 Maret 1983 |
Kabinet Pembangunan IV | Menteri Sekretaris Negara | 19 Maret 1983 – 21 Maret 1988 |
Golongan Karya | Ketua Umum | 25 Oktober 1983 – 1988 |
Republik Indonesia | Wakil Presiden | 11 Maret 1988 – 11 Maret 1993 |
Tanda Jasa Sudharmono
Penghargaan (tahun) | Gambar |
---|---|
Bintang Republik Indonesia Adipradana (29 Maret 1988) | |
Bintang Mahaputera Adipurna (29 Maret 1988) | |
Bintang Mahaputera Adipradana (10 Maret 1973) | |
Bintang Gerilya | |
Bintang Dharma | |
Bintang Jalasena Pratama | |
Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama | |
Bintang Kartika Eka Paksi Pratama | |
Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia | |
Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun | |
Satyalancana Perang Kemerdekaan I | |
Satyalancana Perang Kemerdekaan II | |
Satyalancana G.O.M I | |
Satyalancana G.O.M II | |
Satyalancana Sapta Marga | |
Satyalancana Satya Dharma | |
Satyalancana Wira Dharma | |
Satyalancana Penegak | |
Satyalancana Wira Karya | |
Bintang Legiun Veteran Republik Indonesia (1989) | |
Officer (Maginoo) of the Order of Sikatuna (O.S.) – Filipina | |
Johan Mangku Negara (J.M.N.) – Malaysia | |
Grand Officer of the Royal Order of Sahametrei – Kamboja | |
Commander of the Imperial Order of Emperor Menelik II – Kekaisaran Etiopia | |
Knight Commander of the Most Exalted Order of the White Elephant (K.C.E.) – Thailand | |
Knight Commander of the Order of Merit of the Federal Republic of Germany – Jerman | |
Knight Grand Cross of the Order of Orange-Nassau – Belanda | |
Grand Cross of the National Order of Merit – Prancis | |
Grand Decoration of Honour in Silver with Sash of the Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria – Austria | |
Grand Cross of the Order of Leopold II – Belgia | |
Grand Cross of the Order of Merit of the Italian Republic – Italia | |
First Rank of the Order of the Yugoslav Flag with Sash – Yugoslavia | |
Order of Diplomatic Service Merit – 2nd Class (Gwang-Hwa Medal) – Korea Selatan | |
Grand Cross of the Order of the Crown – Belgia | |
Order of Kuwait, 1st Class – Kuwait | |
Order of Merit, 1st Class – Qatar | |
Order of Civil Merit 1st Class- Syria | |
Order of the Republic, 1st Class – Mesir | |
Order of Abdulaziz Al Saud, 3rd Class – Arab Saudi | |
Grand Cross of the Order of Merit of the Federal Republic of Germany – Jerman | |
Grand Cordon of the Order of the Star of Jordan (G.C.S.J.) – Yordania | |
Grand Cordon of the Order of the Rising Sun – Jepang (1997) |
Kami ingin membuat pengalaman membaca kamu sebaik mungkin! Jika kamu menemukan informasi yang kurang tepat atau hilang dalam konten kami, kami sangat menghargai kontribusi kamu untuk memperbaikinya.
Dengan kerjasama kamu, kami dapat memastikan bahwa setiap informasi yang kami bagikan akurat dan bermanfaat bagi semua pembaca kami. Jangan ragu untuk memberi tahu kami melalui kolom komentar di bawah setiap artikel atau melalui halaman Contact Us.
Setiap masukan dari kamu sangat berarti bagi kami, dan kami selalu siap untuk meningkatkan kualitas layanan kami berkat kontribusi kamu. Terima kasih atas dukungan dan kerjasama kamu!