Want to Partnership with me? Book A Call

Popular Posts

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Categories

Edit Template

Bernard Wilhelm Lapian: Pahlawan Nasionalis dari Minahasa

Bernard Wilhelm Lapian merupakan pejuang kemerdekaan dari tanah Minahasa, Sulawesi Utara. BW Lapian juga dikenal sebagai Jurnalis yang banyak menulis tentang semangat kemerdekaan untuk melawan penjajahan.

Masa Kecil dan Pendidikan

Bernard Wilhelm Lapian, juga dikenal sebagai BW Lapian, lahir di Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara, pada tanggal 30 Juni 1892. Ayah BW Lapian Bernama Enos Lapian yang merupakan seorang Kepala Sekolah Rakyat (Volkschool) di Kawangkoan. Ibunya Bernama Petronella Geertruida Mapaliey.

Karena ayahnya yang merupakan seorang Kepala Sekolah Volkschool, Bernard Wilhelm Lapian dapat bersekolah di Amurangse School yang merupakan sekolah dasar berbahasa Belanda. 

Setelah tamat dari Amurangse School, BW Lapian melanjutkan pendidikannya di Kursus setingkat Pendidikan menengah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).

Karir Pekerjaan dan Perjuangan

Pada tahun 1909, diusianya yang ke-17 tahun, Bernard Wilhelm Lapian mulai bekerja di Koninklijke Paketvaart Maatschappij yang merupakan perusahaan pelayaran milik Belanda, berkat kemahirannya berbahasa Belanda, BW Lapian bekerja di perusahaan ini selama sekitar 20 tahun.

Setelah dari Pelayaran, BW Lapian memulai karir dibidang jurnalistik dengan mengirimkan tulisan-tulisan tentang sikap nasionalisme dan menentang kolonialisme di Surat Kabar Pangkal Kemadjoean.

Pada tahun 1924, Bernard Wilhelm Lapian mendirikan surat kabar Fadjar Kemadjoean dengan semangat perjuangan seperti tulisan-tulisan sebelumnya. 

Pada tahun 1940, diusianya yang ke-40 tahun, BW Lapian mendirikan sura kabar Semangat Hidoep, yang berisikan tulisan-tulisan untuk mengobarkan semangat perjuangan, menolak ajakan kesetiaan pada belanda terutama bagi rakyat Sulawesi Utara.

Ditengah kesibukannya bekerja sebagai jurnalis, BW Lapian menjabat sebagai anggota Dewan Minahasa sebagai perwakilan rakyat Kawangkoan dan bergabung dengan Fraksi Nasional.

Selain bergerak dalam perjuangan dibidang politik dan jurnalistik, BW Lapian juga aktif diperjuangan religius. Pada tahun 1933, ia mendirikan gereja independent yang dibangun oleh masyarakat local yang terpisah dari naungan Indische Kerk yang bernama Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM).

Sejarah Merah Putih

Setelah Indonesia Merdeka, perjuangan BW Lapian tidak berhenti, para pejuang diwajibkan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari musuh yang ingin mengacaukan kemerdekaan Indonesia.

Pada Januari 1946, Charlis Choesj Taulu yang merupakan seorang sersan Tentara Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL), berhasil mengajak pemuda Sulawesi Utara baik itu anggota KNIL atau awam untuk merebut Sulawesi Utara.

BW Lapian dan Charlis Choesj Taulu sepakat untuk menguasai tangsi Belanda di Teling, dan mereka berhasil menguasainya yang sebelumnya dijaga lima sampai enam batalyon tantara Belanda. Ch Taulu melihat semangat juang yang dimiliki para pemuda cukup besar, BW Lapian dan Taulu sepakat untuk melakukan penyergapan dengan diam-diam dan strategi yang matang.

Pada 14 February 1946, BW Lapian dan Ch Taulu sepakat untuk melakukan penyergapan, namun rencana mereka berhasil diketahui oleh Belanda, Ch Taulu ditangkap oleh tantara Belanda sehari sebelum penyergapan, walau begitu, karena semangat juang para pemuda yang cukup besar, rencana penyergapan tetap dilakukan dan berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di tangsi Belanda di Teling.

Pada 16 Februari 1946, selebaran-selebaran disebarkan, selebaran itu berisi pernyataan bahwa rakyat Indonesia di Sulawesi Utara berhasil memegang kekuasaan penuh.

Ch Taulu, Raja Kerajaan Bolaang Mongondow, Kepala Daerah Gorontalo, Para Pembesar Militer dan Pimpinan Kepala Desa di Minahasa menunjuk Bernard Wilhelm Lapian sebagai Kepala Pemerintahan Sipil Sulawesi Utara. Pada 21 Februari, BW Lapian mengumumkan wilayah Sulawesi Utara dan bergabung dengan Republik Indonesia.

Pada Maret 1946, BW Lapian ditangkap tentara sekutu, dan dijebloskan kepenjara, ia dipindah-pindah mulai dari penjara di Teling kemudian ke Cipinang dan terakhir Sukamiskin.

BW Lapian kemudian dibebaskan pada tahun 1946 karena keputusan KMB (Konferensi Meja Bundar) bersamaan dengan penyerahan kedaulatan Republik Indonesia.

Gubernur Sulawesi

Pada 17 Agustus 1950, Presiden Soekarno mengangkat BW Lapian sebagai Pejabat Gubernur Sulawesi sampai pertengahan tahun 1951. Selama menjabat sebagai Pejabat Gubernur, BW Lapian berhasil membangun jalan dari Malibago sampai Kotamobagu, membangun daerah pemukiman dan pertanian di Dumoga serta membentuk DPRD Sulawesi dan menginisiasi diadakannya pemilu di Minahasa pada 1951.

Selain itu, BW Lapian juga ditugaskan untuk membuat kesepakatan perdamaian dengan pemberontakan Abdul Kahar Muzakkar di Sulawesi. Lapian pernah menemui Kahar Muzakar di persembunyiannya selama 3 hari, berbagai perundingan coba ia lakukan dan pada akhirnya, Kahar Muzakkar tetap melakukan aksi gerilyanya.

Pensiun dan Akhir Hayat

Pada masa Pensiunnya, BW Lapian bertugas sebagai Staf Perdana Menteri pada Biro Rekontruksi Nasional berkoordinasi dengan provinsi-provinsi yang mengurusi tentang transmigrasi, membantu KASAD Letjen AH Nasution dalam mengatasi PERMESTA.

Dimasa tuanya, BW Lapian aktif pada kegiatan gereja, ia menjabat sebagai Ketau Pucuk Pimpinan Gereja KGPM (Kerapatan Gereja Protestan Minahasa).

Bernard Wilhelm Lapian meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 5 April 1977. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Atas jasa perjuangannya, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepadanya berdasarkan Surat Keputusan Presiden No 116/TK/Tahun 2015.

Sumber:

Kami ingin membuat pengalaman membaca kamu sebaik mungkin! Jika kamu menemukan informasi yang kurang tepat atau hilang dalam konten kami, kami sangat menghargai kontribusi kamu untuk memperbaikinya. 

Dengan kerjasama kamu, kami dapat memastikan bahwa setiap informasi yang kami bagikan akurat dan bermanfaat bagi semua pembaca kami. Jangan ragu untuk memberi tahu kami melalui kolom komentar di bawah setiap artikel atau melalui halaman Contact Us

Setiap masukan dari kamu sangat berarti bagi kami, dan kami selalu siap untuk meningkatkan kualitas layanan kami berkat kontribusi kamu. Terima kasih atas dukungan dan kerjasama kamu!

Share Article:

arsipmanusia.com

Writer & Blogger

Considered an invitation do introduced sufficient understood instrument it. Of decisively friendship in as collecting at. No affixed be husband ye females brother garrets proceed. Least child who seven happy yet balls young. Discovery sweetness principle discourse shameless bed one excellent. Sentiments of surrounded friendship dispatched connection is he. Me or produce besides hastily up as pleased. 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baru Terbit

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Jenderal AH Nasution

Jenderal Abdul Haris Nasution, lahir pada 3 Desember 1918, adalah sosok kunci dalam sejarah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template
Tombol Provinsi Indonesia
Scroll to Top