Want to Partnership with me? Book A Call

Popular Posts

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Categories

Edit Template

Kabinet Darurat: Menyelamatkan Indonesia Melalui PDRI

Pada tanggal 22 Desember 1948, di Sumatera Barat, terbentuklah Kabinet Darurat yang menjadi elemen krusial dalam narasi perjuangan kemerdekaan Indonesia, yang telah dimulai pada 17 Agustus 1945. 

Kabinet Darurat ini hadir sebagai tanggapan konkret terhadap penangkapan Soekarno, Moh. Hatta, dan pemimpin Republik Indonesia lainnya di Yogyakarta, yang terjadi seiring dengan agresi kedua yang dilancarkan oleh Belanda pada tanggal 19 Desember 1948. 

Peristiwa ini mencatatkan dirinya sebagai salah satu episode penting dalam perjalanan perjuangan Republik Indonesia menghadapi usaha Belanda untuk menguasai kembali tanah air.

Sebagai entitas pemerintahan darurat yang terbentuk, kepemimpinan Kabinet Darurat dipegang oleh Menteri Kemakmuran, Mr. Sjafrudin Prawiranegara. 

Proses pembentukan kabinet ini dipicu oleh mandat yang diberikan oleh Presiden Soekarno melalui surat telegram, meskipun surat tersebut tidak pernah sampai ke tangan penerima. 

Berkolaborasi dengan tokoh-tokoh utama Republik Indonesia di Sumatera Barat, seperti Tengku Mohammad Hassan, Soetan Mohammad Rasjid, dan lainnya, Kabinet Darurat mampu menjaga keberlangsungan dan bahkan memperkuat posisinya di tingkat internasional.

Pada intinya, Kabinet Darurat yang muncul pada 22 Desember 1948 di Sumatera Barat adalah representasi dari ketahanan dan keberanian dalam menghadapi tantangan berat yang dihadapi oleh Republik Indonesia pada saat itu. 

Pemerintahan darurat ini tidak hanya menjadi landasan organisasi dan koordinasi di tingkat nasional, tetapi juga berhasil mempertahankan martabat Republik Indonesia di panggung internasional.

Susunan Kabinet Darurat

JabatanFotoPejabatWaktu MenjabatPartai
Ketua PDRISjafruddin PrawiranegaraSjafruddin Prawiranegara19 Desember 1948 – 13 Juli 1949Masyumi
Wakil Ketua Pemerintahan DaruratTeuku Muhammad Hasan19 Desember 1948 – 31 Maret 1949Non Partai
Wakil Ketua Pemerintahan DaruratSoesanto Tirtoprodjo31 Maret 1949 – 13 Juli 1949PNI
Menteri Dalam NegeriTeuku Muhammad Hasan19 Desember 1948 – 31 Maret 1949Non Partai
Menteri Dalam NegeriSukiman Wirjosandjojo31 Maret 1949 – 13 Juli 1949Masyumi
Menteri Luar Negeri (ad interim)Sjafruddin PrawiranegaraSjafruddin Prawiranegara19 Desember 1948 – 31 Maret 1949Masyumi
Menteri Luar NegeriAA MaramisAA Maramis31 Maret 1949 – 13 Juli 1949Non Partai
Menteri PertahananSjafruddin PrawiranegaraSjafruddin Prawiranegara19 Desember 1948 – 13 Juli 1949Masyumi
Menteri KehakimanLukman Hakim19 Desember 1948 – 31 Maret 1949Non Partai
Menteri KehakimanSoesanto Tirtoprodjo31 Maret 1949 – 13 Juli 1949PNI
Menteri KeuanganLukman Hakim19 Desember 1948 – 13 Juli 1949Non Partai
Menteri KemakmuranIndratjahja19 Desember 1948 – 31 Maret 1949Non Partai
Menteri KemakmuranIJ KasimoIJ Kasimo31 Maret 1949 – 13 Juli 1949Non Partai
Menteri PerhubunganIndratjahja19 Desember 1948 – 13 Juli 1949Non Partai
Menteri Keamanan
(Jabatan dihapuskan pada perombakan kabinet)
Sutan Mohammad Rasjid19 Desember 1948 – 31 Maret 1949Non Partai
Menteri Pekerjaan UmumMananti Sitompul19 Desember 1948 – 13 Juli 1949Non Partai
Menteri KesehatanMananti Sitompul19 Desember 1948 – 31 Maret 1949Non Partai
Menteri KesehatanSukiman Wirjosandjojo31 Maret 1949 – 13 Juli 1949Masyumi
Menteri Pendidikan dan KebudayaanTeuku Muhammad Hasan19 Desember 1948 – 13 Juli 1949Non Partai
Menteri Sosial (Digabungkan dengan Menteri Pemburuhan
pada perombakan kabinet)
Sutan Mohammad Rasjid19 Desember 1948 – 31 Maret 1949Non Partai
Menteri AgamaTeuku Muhammad Hasan19 Desember 1948 – 31 Maret 1949Non Partai
Menteri Agama (ad interim)Masjkur31 Maret 1949 – 13 Juli 1949Masyumi
Menteri PeneranganSjafruddin PrawiranegaraSjafruddin Prawiranegara19 Desember 1948 – 31 Maret 1949Masyumi
Menteri Perburuhan
(Bernama Menteri Perburuhan dan Sosial
pada perombakan kabinet)
Sutan Mohammad Rasjid19 Desember 1948 – 13 Juli 1949Non Partai
Menteri Pembangunan dan PemudaSutan Mohammad Rasjid19 Desember 1948 – 31 Maret 1949Non Partai
Menteri Pembangunan dan PemudaSoesanto Tirtoprodjo31 Maret 1949 – 13 Juli 1949PNI
Sekretaris Pemerintah DaruratMardjono Danoebroto19 Desember 1948 – 13 Juli 1949Non Partai
Komisariat PDRI untuk Jawa
Menteri KehakimanSoesanto Tirtoprodjo16 Mei 1949 – 13 Juli 1949PNI
Menteri PeneranganSoesanto Tirtoprodjo16 Mei 1949 – 13 Juli 1949PNI
Menteri Persediaan Makanan RakyaIJ KasimoIJ Kasimo16 Mei 1949 – 13 Juli 1949Non Partai
Menteri AgamaMasjkur16 Mei 1949 – 13 Juli 1949Masyumi
Menteri Urusan Dalam NegeriRaden Pandji Soeroso16 Mei 1949 – 13 Juli 1949Non Partai

Tantangan Kabinet Darurat

Agresi militer yang dilancarkan oleh Belanda pada tanggal 19 Desember 1948, yang berhasil menguasai Yogyakarta dan Bukittinggi serta menahan para pemimpin Republik Indonesia, menjadi pemicu terbentuknya Kabinet Darurat di Halaban pada tanggal 22 Desember 1948. 

Pembentukan Kabinet Darurat ini oleh Sjafruddin Prawiranegara merupakan langkah strategis dari para pemimpin Republik Indonesia yang bertujuan untuk mengalihkan pusat kekuasaan ke suatu lokasi di Sumatra. 

Perencanaan pembentukan Kabinet Darurat sendiri telah disusun sebelumnya melalui Dewan Siasat Militer, sebagai respons terhadap potensi serangan dari pihak Belanda.

Kabinet Darurat beserta komponennya yang terbentuk di Halaban pada 22 Desember 1948 segera menyusun taktik untuk menghadapi pasukan Belanda yang mulai menguasai Bukittinggi. Taktik ini terdiri dari dua aspek utama, yakni taktik perang dan upaya diplomasi. 

Taktik perang mencakup pembentukan komisariat pemerintahan di wilayah Sumatera dan Jawa, serta pendirian komando militer di bawah kendali gubernur militer dengan melibatkan perangkat desa, kecamatan, dan kabupaten. 

Di sisi lain, upaya diplomasi dilakukan oleh perwakilan Kabinet Darurat di luar negeri guna membangun dukungan internasional. 

Langkah ini melibatkan pengutarakan tindakan agresi militer Belanda di forum PBB dan konferensi New Delhi, sebagai bagian dari strategi untuk mendapatkan solidaritas dunia terhadap perjuangan Republik Indonesia.

Kabinet Darurat, dengan kebijakan taktik yang diterapkan, menunjukkan kesiapan dalam menghadapi situasi krisis dan berupaya membangun dukungan baik di tingkat nasional maupun internasional. 

Kesatuan upaya antara aspek perang dan diplomasi mencerminkan ketangguhan Republik Indonesia dalam menyikapi tantangan berat yang dihadapi, membuktikan keberanian dan ketahanan dalam mempertahankan kemerdekaan.

Akir Kabinet Darurat

Tekanan internasional yang diberikan kepada Belanda melalui Dewan Keamanan PBB menghasilkan Resolusi Dewan Keamanan PBB pada 28 Januari 1949. 

Resolusi tersebut dirancang untuk menyelesaikan konflik antara Belanda dan Republik Indonesia. Dengan dukungan yang signifikan dari berbagai negara terhadap resolusi tersebut, Belanda akhirnya bersedia untuk memulai perundingan dengan Republik Indonesia. 

Pada saat itu, United Nations Commission for Indonesia (UNCI) turut berperan dalam memfasilitasi jalannya perundingan antara kedua belah pihak.

Pada tanggal 7 Mei 1949, perjanjian antara Belanda dan Republik Indonesia berhasil dicapai dan dikenal dengan nama Pernyataan Roem-Royen. Melalui pernyataan ini, disepakati untuk mengembalikan pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta. 

Kesepakatan ini menjadi langkah signifikan dalam menyelesaikan ketegangan antara kedua pihak. Pernyataan Roem-Royen juga menunjukkan bahwa ada kesediaan dari Belanda untuk mengakui kembali kedaulatan Republik Indonesia.

Sebagai konsekuensi dari kesepakatan tersebut, pada tanggal 13 Juli 1949, Kabinet Darurat mengambil langkah penting dengan mengembalikan mandat pemerintahan kepada Presiden Republik Indonesia. 

Tindakan ini menandai akhir dari periode darurat dan mengembalikan otoritas penuh kepada kepemimpinan nasional. Peristiwa ini memperkuat posisi Republik Indonesia sebagai negara yang mampu mempertahankan kedaulatannya melalui diplomasi internasional dan upaya perundingan.

Share Article:

arsipmanusia.com

Writer & Blogger

Considered an invitation do introduced sufficient understood instrument it. Of decisively friendship in as collecting at. No affixed be husband ye females brother garrets proceed. Least child who seven happy yet balls young. Discovery sweetness principle discourse shameless bed one excellent. Sentiments of surrounded friendship dispatched connection is he. Me or produce besides hastily up as pleased. 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baru Terbit

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Jenderal AH Nasution

Jenderal Abdul Haris Nasution, lahir pada 3 Desember 1918, adalah sosok kunci dalam sejarah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template
Tombol Provinsi Indonesia
Scroll to Top