Abdullah Totong Mahmud, lebih dikenal dengan nama AT Mahmud, adalah salah satu pencipta lagu anak-anak paling berpengaruh di Indonesia. Karya-karyanya, seperti Pelangi, Ambilkan Bulan, Cicak di Dinding, hingga Bintang Kejora, tidak hanya menghibur, tetapi juga sarat dengan nilai pendidikan dan pesan moral. Selama hidupnya, ia telah menciptakan lebih dari 500 lagu anak-anak yang menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan dan kebudayaan Indonesia.
Atas dedikasi dan kontribusinya, AT Mahmud menerima berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Pemerintah Republik Indonesia. Lagu-lagu ciptaannya terbukti mampu membantu pertumbuhan serta pembentukan kepribadian anak-anak, menjadikannya salah satu maestro musik anak-anak tanah air.
Table of Contents
ToggleKeprihatinan atas Lagu Anak Zaman Kini
AT Mahmud sempat menyatakan keprihatinannya terhadap perkembangan lagu anak di era modern. Ia menilai banyak anak justru menyanyikan lagu orang dewasa yang tidak sesuai dengan dunia mereka.
Sebagai contoh, ia menyinggung lagu Aku Cinta Rupiah dan Mister Bush. Menurutnya, anak-anak belum memahami arti rupiah, dolar, maupun tokoh politik dunia seperti George W. Bush. Lagu semacam itu lebih mencerminkan kepentingan orang dewasa yang dipaksakan kepada anak-anak.
Baginya, lagu anak seharusnya menggambarkan kegembiraan, kasih sayang, serta nilai pendidikan yang sesuai dengan perkembangan psikologis mereka, dengan bahasa yang sederhana dan akrab di telinga anak.
Masa Kecil dan Latar Belakang Keluarga
AT Mahmud lahir di Palembang, tepatnya di Kampung 5 Ulu Kedukan Anyar, pada 3 Februari 1930. Ia merupakan anak kelima dari sepuluh bersaudara, pasangan Masagus Mahmud dan Masayu Aisyah.
Sejak kecil, ia dipanggil Dola, namun kemudian nama itu berganti menjadi Totong—panggilan yang berasal dari tetangga Sunda yang sering menimangnya sambil berkata “…tong, otong…”. Dari situlah lahir nama lengkapnya Abdullah Totong Mahmud, yang kelak disingkat menjadi AT Mahmud.
Pendidikan Awal dan Perkenalan dengan Musik
AT Mahmud memulai pendidikan di Sekolah Rakyat (SD), lalu melanjutkan ke Hollandse Indische School (HIS) 24 Ilir. Di sinilah ia pertama kali berkenalan dengan musik melalui seorang guru yang kreatif dalam mengajarkan notasi angka. Cara pengajaran yang unik membuatnya jatuh cinta pada musik sejak kecil.
Ketika pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942, ia pindah ke Muara Enim dan melanjutkan sekolah di Kanzen Syogakko. Di kota ini, ia mulai bermain sandiwara, berkenalan dengan musik, dan belajar gitar dari Ishak Mahmuddin, seorang musisi orkes terkenal.
Perjalanan Karier Awal
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, AT Mahmud melanjutkan studinya ke Sekolah Guru Bagian B (SGB) di Palembang, kemudian ke Sekolah Guru Bagian A (SGA) di Bandung. Kedua sekolah ini memperkuat dasar keilmuannya di bidang pendidikan, sekaligus membuka jalan baginya untuk menjadi guru.
Selain menempuh pendidikan formal, ia juga mengikuti kursus musik di Bandung, termasuk belajar piano dan teori musik. Hal ini semakin mengasah bakatnya dalam bermusik sekaligus menambah keyakinan bahwa musik dapat dijadikan sarana pendidikan anak.
Mengabdi sebagai Guru
Setelah lulus, Mahmud memulai kariernya sebagai guru. Profesi ini tidak hanya menjadi pekerjaan, tetapi juga panggilan jiwa. Ia selalu percaya bahwa anak-anak bukan sekadar murid, melainkan generasi penerus bangsa yang harus dibekali pendidikan yang benar, termasuk melalui lagu.
Dalam kesehariannya, Mahmud dikenal sabar, ramah, dan dekat dengan anak-anak. Metode pengajaran yang ia terapkan pun kreatif, ia sering menggabungkan pelajaran akademik dengan musik. Melalui cara ini, anak-anak merasa lebih mudah memahami materi sekaligus gembira saat belajar.
Awal Mula Mencipta Lagu
Kecintaannya pada dunia anak membawanya sampai menciptakan lagu sejak tahun 1950-an. Awalnya, lagu-lagu itu dibuat untuk kebutuhan mengajar di kelas, agar pelajaran lebih menyenangkan. Namun, seiring waktu, karya-karyanya semakin dikenal luas di kalangan pendidik dan masyarakat.
Lagu-lagu ciptaan AT Mahmud memiliki ciri khas sederhana, mudah diingat, dan sarat pesan moral. Ia tidak sekadar membuat lagu hiburan, melainkan media pendidikan yang sesuai dengan dunia anak. Dari sinilah kariernya sebagai pencipta lagu anak-anak mulai berkembang pesat.
Karya Lagu Anak-Anak
Sepanjang hidupnya, AT Mahmud menulis lebih dari 500 lagu yang banyak digunakan di sekolah, televisi, hingga acara anak-anak di berbagai daerah Indonesia.
Beberapa karyanya yang paling populer antara lain:
- Pelangi
- Ambilkan Bulan
- Cicak di Dinding
- Bintang Kejora
- Anak Gembala
- Amelia
- Teka-Teki
Lagu-lagu ini dikenal sederhana, penuh keceriaan, sekaligus mengandung nilai pendidikan. Anak-anak mudah mengingat liriknya karena bahasanya ringan, sesuai dengan imajinasi dunia mereka.
Ciri Khas Lagu AT Mahmud
Menurut AT Mahmud, lagu anak seharusnya memenuhi beberapa syarat:
- Bahasa sederhana, mudah dipahami oleh anak-anak.
- Iringan musik ringan, tidak rumit, agar mudah diikuti.
- Isi sesuai dunia anak, mengangkat tema alam, kasih sayang, keceriaan, atau hal-hal akrab dengan kehidupan mereka.
- Bermuatan pendidikan, memberikan pesan moral tanpa terasa menggurui.
Dengan prinsip ini, ia menolak keras lagu anak yang berisi tema politik, isu orang dewasa, atau topik yang tidak dimengerti anak. Bagi AT Mahmud, lagu anak bukan sekadar hiburan, tetapi bagian dari pembentukan karakter dan kepribadian.
Lagu yang Melekat di Hati Masyarakat
Popularitas lagu-lagu AT Mahmud tidak hanya bertahan pada masanya, tetapi juga lintas generasi. Lagu seperti Ambilkan Bulan hingga kini masih sering dinyanyikan di sekolah maupun diputar dalam acara televisi.
Bahkan, sejumlah penyanyi cilik dan dewasa pernah merekam ulang karyanya, menjadikannya tetap relevan di dunia musik modern.
Hal ini membuktikan bahwa karya AT Mahmud memiliki daya tahan kuat sebagai warisan budaya. Lagu-lagunya bukan hanya milik masa lalu, tetapi terus hidup dalam ingatan masyarakat Indonesia.
Penghargaan dan Pengakuan
Karena AT Mahmud menciptakan lagu anak-anak yang kaya nilai pendidikan membuatnya dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia musik dan pendidikan anak di Indonesia.
Beberapa penghargaan bergengsi yang pernah diterimanya antara lain:
- Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Pemerintah Republik Indonesia – penghargaan tertinggi di bidang kebudayaan.
- Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) untuk kategori lagu anak-anak.
- Berbagai penghargaan dari lembaga pendidikan, organisasi seni, hingga komunitas musik.
Selain penghargaan resmi, pengakuan terbesar datang dari masyarakat. Lagu-lagu ciptaannya telah digunakan sebagai materi pembelajaran di sekolah, dinyanyikan dalam acara-acara anak, bahkan menjadi bagian dari kenangan masa kecil jutaan orang Indonesia.
Kepedulian terhadap Dunia Anak
Meski telah banyak meraih penghargaan, AT Mahmud tetap rendah hati. Ia selalu menekankan bahwa tujuan utamanya bukanlah popularitas atau hadiah, melainkan bagaimana lagu-lagunya bisa menjadi sarana pendidikan dan membentuk karakter anak.
Dalam berbagai kesempatan, ia sering mengingatkan para pendidik, orang tua, dan seniman untuk tidak sembarangan membuat lagu anak. Menurutnya, lagu anak harus lahir dari rasa cinta, kepedulian, serta pemahaman mendalam terhadap dunia anak.
Wafat
AT Mahmud wafat pada pukul 13.00 tanggal 6 Juli 2010 di rumahnya di Tebet ketika ia tidur, sebelumnya ia pernah dirawat di rumah sakit karena penyakitnya infeksi paru-paur yang dideritanya. Jenazahnya dimakamkan pada tanggal 7 Juli 2010 di Ereveld Menteng Pulo, Jakarta.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, terutama bagi dunia pendidikan dan musik anak Indonesia. Banyak tokoh, murid, serta masyarakat luas yang menyampaikan rasa kehilangan, karena sosoknya telah begitu lekat dengan kenangan masa kecil dan pendidikan anak-anak di tanah air.
Sumber:
- “AT Mahmud Sumber“tokoh.id (Diakses pada 30 September 2025)
- “Maestro Lagu Anak-Anak” tokoh.id (Diakses pada 30 September 2025)
- “Sejarah Hidup AT Mahmud, Dia yang Mengambilkan Bulan buat Anak-Anak” tirto.id (Diakses pada 30 September 2025)
- “Biografi AT Mahmud, Pencipta Lagu Anak-Anak Legendaris” bahasa.foresteract.com (Diakses pada 30 September 2025)