Want to Partnership with me? Book A Call

Popular Posts

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Categories

Edit Template

Kabinet Sjahrir II: Anggota, Prestasi Kabinet dan Akhir Kabinet

Kabinet Sjahrir II, mirip dengan pendahulunya, Kabinet Sjahrir I, mengalami keberlangsungan yang singkat, hanya bertahan selama tujuh bulan dari Tanggal 12 Maret 1946 hingga Tanggal 2 Oktober 1946. 

Keberadaan Kabinet Sjahrir II dipicu oleh kejatuhan Kabinet Sjahrir I, yang diakibatkan oleh oposisi yang dilancarkan oleh Organisasi Pemuda Pejuang (OPP) pada sidang KNIP Tanggal 28 Pebruari 1946, yang dipimpin oleh Assaat. 

Pada Tanggal 1 Maret 1946, KNIP menggelar sidang kembali untuk menentukan arah kebijakan politik luar negeri Indonesia.

Hasil sidang tersebut menunjukkan persetujuan terhadap kebijakan pemerintah, sehingga pada Tanggal 2 Maret 1946, Sutan Sjahrir kembali ditunjuk sebagai formatur kabinet. 

Presiden juga tetap mempercayakan kepemimpinan kabinet kepada Sjahrir pada Tanggal 3 Maret 1946. Untuk mencegah terulangnya peristiwa yang terjadi pada Kabinet Sjahrir I, Sjahrir memutuskan untuk melibatkan beberapa partai politik dalam kabinetnya, membentuk suatu koalisi.

Susunan Kabinet Sjahrir II

JabatanFotoPejabatWaktu MenjabatPartai
PresidenSoekarnoIr. Soekarno18 Agustus 1945 – 12 Maret 1967PNI
Wakil PresidenMohammad Hatta 500Mohammad Hatta18 Agustus 1945 – 1 Desember 1956Non Partai
Perdana MenteriSutan SjahrirSutan Sjahrir12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Partai Sosialis Indonesia (PSI)
Menteri Luar NegeriSutan SjahrirSutan Sjahrir12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Partai Sosialis Indonesia (PSI)
Menteri Muda Luar NegeriAgus SalimAgus Salim12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Non Partai
Menteri Dalam NegeriSudarsono12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Partai Sosialis Indonesia (PSI)
Menteri PertahananAmir SjarifuddinAmir Sjarifuddin12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Partai Sosialis Indonesia (PSI)
Menteri Muda PertahananArudji Kartawinata12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Non Partai
Menteri KehakimanMr. Soewandi12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Non Partai
Menteri Muda KehakimanHadi12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Non Partai
Menteri PeneranganMohammad NatsirMohammad Natsir12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Masyumi
Menteri KeuanganSurachman Tjokroadisurjo12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Non Partai
Menteri Muda KeuanganSjafruddin PrawiranegaraSjafruddin Prawiranegara12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Masyumi
Menteri Pertanian dan PersediaanZainuddin Rasad12 Maret 1946 – 26 Juni 1946Non Partai
Menteri Muda Pertanian dan PersediaanSaksono12 Maret 1946 – 26 Juni 1946Partai Sosialis Indonesia (PSI)
Menteri Perdagangan/PerindustrianDarmawan Mangunkusumo12 Maret 1946 – 26 Juni 1946Non Partai
Menteri KemakmuranDarmawan Mangunkusumo26 Juni 1946 – 2 Oktober 1946Non Partai
Menteri Muda KemakmuranSaksono26 Juni 1946 – 2 Oktober 1946Partai Sosialis Indonesia (PSI)
Menteri PerhubunganAbdoelkarim12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Non Partai
Menteri Muda PerhubunganDjuanda Kartawidjaja (500x500)Djuanda Kartawidjaja12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Non Partai
Menteri Pekerjaan UmumMartinus Putuhena12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Partai Kristen Indonesia
Menteri Muda Pekerjaan UmumHerling Laoh12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
PNI
Menteri SosialMaria Ulfah Santoso12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Non Partai
Menteri Muda SosialAbdul Madjid Djojohadiningrat12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Partai Sosialis Indonesia (PSI)
Menteri PengajaranMuhammad Sjafei12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Non Partai
Menteri Muda PengajaranTSG Mulia12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Partai Kristen Indonesia
Menteri AgamaRasjidi12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Masyumi
Menteri KesehatanDarma Setiawan12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Non Partai
Menteri Muda KesehatanJohannes LeimenaJohannes Leimena12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Partai Kristen Indonesia
Menteri Negara Urusan PemudaWikanaWikana12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946
Partai Komunis Indonesia

Program Kerja Kabinet Sjahrir II

Program Kabinet Sjahrir II terdiri dari beberapa poin utama yang mencerminkan komitmen mereka terhadap pembangunan dan pertahanan Republik Indonesia. 

Poin pertama adalah melakukan perundingan dengan dasar pengakuan sepenuhnya terhadap kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan tekad penuh untuk mengakui dan menghormati kedaulatan negara sepenuhnya.

Poin kedua mencakup persiapan yang komprehensif terhadap rakyat di berbagai bidang seperti politik, ketentaraan, ekonomi, dan sosial. Tujuannya adalah untuk memperkuat daya tahan negara dan mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia di segala front.

Poin ketiga menekankan pentingnya menyusun pemerintahan yang demokratis di tingkat pusat dan daerah. Upaya ini mencerminkan komitmen terhadap prinsip-prinsip demokrasi dalam struktur pemerintahan, yang diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.

Poin keempat menunjukkan upaya keras pemerintah dalam menyempurnakan distribusi makanan dan pakaian. Langkah ini diambil dengan tujuan untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi, seiring dengan kondisi yang mungkin sulit pada saat itu.

Terakhir, poin kelima menekankan pentingnya pemerintah mengambil tindakan sesuai dengan Undang-Undang Dasar (UUD), khususnya Pasal 33 yang berkaitan dengan perusahaan dan perkebunan. 

Pencapain Kabinet Sjahrir II

Selain menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh Pemerintahan Kabinet Sjahrir II, terdapat juga sejumlah keberhasilan yang patut dicatat. 

Pertama, dalam bidang militer terjadi konsolidasi yang signifikan, yang melibatkan pembentukan TNI Angkatan Udara (TNI AU), Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), dan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Upaya ini mencerminkan langkah-langkah strategis dalam membangun dan mengorganisir kekuatan militer untuk meningkatkan pertahanan negara.

Keberhasilan lainnya adalah peringatan Hari Kemerdekaan Pertama yang berlangsung pada tanggal 17 Agustus 1946. Peringatan ini menjadi momen penting untuk mengenang perjuangan dan kemerdekaan Republik Indonesia, menunjukkan semangat nasionalisme dan patriotisme di tengah tantangan yang dihadapi.

Selanjutnya, pencapaian positif terjadi dalam upaya perundingan dengan Belanda dan Sekutu pada tanggal 20 September 1967. Proses perundingan ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam mencari solusi diplomatik untuk menyelesaikan konflik dan memperkuat hubungan bilateral. Langkah ini menunjukkan upaya aktif untuk mencapai perdamaian dan menjaga stabilitas regional.

Akhir Kabinet Sjahrir II

Berbagai tantangan yang masih dihadapi oleh Kabinet Sjahrir II termasuk upaya yang terus dilakukan oleh kliek Organisasi Pemuda Pejuang (OPP) untuk menjatuhkan kabinet ini. 

Selain itu, pada tanggal 3 Juli 1946, terjadi percobaan kudeta yang melibatkan Jenderal Mayor Sudarsono, Tan Malaka, M Yamin, dan lainnya. Keberadaan berbagai kliek yang ada membuat kabinet ini rentan dan lemah.

Tantangan lainnya muncul dari sisi militer, di mana perang melawan Belanda masih berlanjut di beberapa wilayah seperti Bandung, Bali, Medan, Lombok, Sulawesi, dan sebagainya. 

Belanda terus berupaya mempertahankan pengaruhnya dengan cara mendirikan pemerintahan boneka di berbagai daerah, menggunakan strategi “Devide et Impera” (Pecah Belah dan Kuasai).

Berakhirnya masa pemerintahan Kabinet Sjahrir II terjadi pada tanggal 27 Juni 1946. Pada tanggal tersebut, Sjahrir sebagai Perdana Menteri diculik oleh OPP di bawah pimpinan Tan Malaka. Kemudian, terjadi kudeta yang melibatkan Mayor Jenderal Sudarsono pada tanggal 3 Juli 1946. 

Meskipun secara formal kekuasaan Sjahrir telah demisioner sejak tanggal 28 Juni 1946 dan diambil alih oleh Presiden Soekarno, baru pada tanggal 2 Oktober kekuasaan tersebut kembali diserahkan kepada Sjahrir.

Share Article:

arsipmanusia.com

Writer & Blogger

Considered an invitation do introduced sufficient understood instrument it. Of decisively friendship in as collecting at. No affixed be husband ye females brother garrets proceed. Least child who seven happy yet balls young. Discovery sweetness principle discourse shameless bed one excellent. Sentiments of surrounded friendship dispatched connection is he. Me or produce besides hastily up as pleased. 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baru Terbit

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Jenderal AH Nasution

Jenderal Abdul Haris Nasution, lahir pada 3 Desember 1918, adalah sosok kunci dalam sejarah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template
Tombol Provinsi Indonesia
Scroll to Top