Want to Partnership with me? Book A Call

Popular Posts

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Categories

Edit Template

Puputan Margarana: Perang Habis-Habisan Rakyat Bali Melawan Penjajah

Sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Bali tercermin dalam peristiwa heroik Puputan Margarana pada tanggal 20 November 1946. Pertempuran ini merupakan bentrokan sengit antara pejuang dan rakyat Bali melawan pasukan Belanda yang berupaya menguasai kembali pulau tersebut.

Puputan Margarana dikenal sebagai salah satu perang terdahsyat di Bali selama masa Revolusi Fisik. Dipimpin oleh Letnan Kolonel Infanteri I Gusti Ngurah Rai, pertempuran ini mencerminkan semangat perjuangan rakyat Bali yang menolak keras penjajahan Belanda.

Dalam bahasa Bali, “puputan” berarti perang hingga mati atau sampai titik darah penghabisan. Sementara itu, “Margarana” merujuk pada lokasi pertempuran yang kini dikenal sebagai Kecamatan Marga di Kabupaten Tabanan, Bali. Peristiwa ini tidak hanya mengukir sejarah perjuangan tetapi juga menjadi simbol keberanian dan pengorbanan rakyat Bali.

Puputan Margarana bukanlah satu-satunya perang habis-habisan di Pulau Dewata. Sebelumnya, terdapat peristiwa serupa dalam upaya melawan penjajahan Belanda, seperti Puputan Badung pada tahun 1906 dan Puputan Klungkung pada tahun 1908. Kedua pertempuran ini juga menandai semangat juang rakyat Bali yang pantang menyerah demi kemerdekaan.

Latar Belakang Peristiwa Puputan Margarana

Kemerdekaan yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 tidak serta merta membawa Indonesia ke dalam kehidupan yang merdeka dan berdaulat secara penuh dalam suasana aman dan damai. Beberapa bulan setelah proklamasi, NICA (Netherlands Indies Civil Administration) kembali datang ke Indonesia, kali ini dengan mendompleng pasukan Sekutu yang baru saja mengalahkan Jepang di Perang Dunia II.

NICA tidak hanya beroperasi di Pulau Jawa; daerah-daerah lain di Indonesia, termasuk Bali, juga menjadi sasaran. Dua batalyon pasukan NICA mendarat di Bali pada tanggal 2 Maret 1946. Awalnya, tujuan kedatangan mereka adalah untuk melucuti senjata tentara Jepang.

Kehadiran pasukan Belanda di Pulau Dewata jelas ditentang oleh para pejuang republik dan rakyat Bali. Akibatnya, pertempuran-pertempuran kecil mulai terjadi antara para pejuang Bali dan pasukan Belanda. 

NICA mencoba mengajak perundingan dengan mengirim surat kepada I Gusti Ngurah Rai, Kepala Divisi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) untuk wilayah Sunda Kecil, yang mencakup Bali dan Nusa Tenggara. Perundingan tersebut, ditolak dengan tegas oleh I Gusti Ngurah Rai. Ia menyatakan bahwa rakyat dan pejuang akan terus berperang selama Belanda tetap berada di Bali.

Kronologi Sebelum Perang Puputan Margarana

Untuk melawan Belanda di Bali, I Gusti Ngurah Rai membentuk Batalyon Ciung Wanara. Banyak desa di Bali juga mendirikan basis-basis untuk pasukan Ciung Wanara, yang didukung penuh oleh penduduk setempat.

Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Dewa Made Alit terdapat beberapa desa yang menjadi basis para pejuang. Desa-desa ini termasuk Desa Marga, Desa Kelaci, Desa Tegaljadi, Desa Selanbawak, Desa Banjar Adeng, Desa Banjar Ole, Desa Banjar Bedugul, dan Desa Banjar Kelaci. 

Pada malam tanggal 19 November 1946, pasukan rakyat yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai berhasil merebut senjata prajurit NICA yang berada di Tabanan. Aksi ini membuat Belanda marah dan memicu eskalasi konflik yang akhirnya berujung pada pertempuran habis-habisan di Puputan Margarana.

Jalannya Perang dan Tokoh yang Terlibat dalam Puputan Margarana

Pada tanggal 20 November 1946 pada pagi buta , Belanda menyerang desa yang dijaga oleh tentara rakyat Bali. Pertempuran berakhir dengan tembak-menembak, dan membuat pasukan Belanda terdesak.

Belanda terpaksa mengumpulkan seluruh kekuatan militernya di Bali dan bahkan mendatangkan pesawat pengebom dari Makassar.

Meskipun dikepung dan kalah jumlah prajurit serta persenjataan, I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya bersama rakyat Bali bersikeras untuk tidak menyerah. Mereka bertekad untuk bertahan hingga titik darah penghabisan, tanpa mundur sedikit pun.

Perintah puputan pun diberikan. Pertempuran sengit terjadi, di mana kekuatan antara kedua belah pihak tidak seimbang.

Pasukan Bali, yang jumlahnya kurang dari 100 orang, gugur di medan perang, termasuk I Gusti Ngurah Rai. Namun, Belanda juga menderita kerugian besar dengan kehilangan sekitar 400 tentara.

Untuk mengenang peristiwa heroik tersebut, Tugu Pahlawan Taman Pujaan Bangsa didirikan di lokasi Puputan Margarana. I Gusti Ngurah Rai diangkat sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah RI.

Selain itu, nama I Gusti Ngurah Rai juga dijadikan nama Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dan Bandara Internasional Bali. Pada tahun 2005, profilnya juga diabadikan pada mata uang pecahan Rp50 ribu.

Sementara itu, dari pihak Belanda, tokoh-tokoh utama yang terlibat adalah Kapten J.B.T König dan Letnan Kolonel F. Mollinger, yang memimpin pasukan NICA.

Artikel ini terdengar sangat informatif! Jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut atau ingin menambahkan detail lainnya, jangan ragu untuk memberi tahu saya.

Pelajaran dari Puputan Margarana

Pertempuran Puputan Margarana mengajarkan kita tentang semangat juang yang tak kenal menyerah. Meskipun dalam kondisi kalah jumlah dan persenjataan, pasukan Bali tetap bertahan dengan tekad yang kuat untuk mempertahankan kemerdekaan. 

Solidaritas dan persatuan rakyat Bali dalam mendukung perjuangan juga menjadi pelajaran berharga. Peringatan atas peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya menghormati jasa para pahlawan yang gugur. Dan dari segi pembelajaran, kita diingatkan untuk memahami sejarah sebagai pijakan untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Saya menghargai segala pendapat dan koreksi, kamu bisa memperbaiki tulisan ini jika dirasa terdapat miss informasi atau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan cara mendiskusikannya dikolom kometar atau langsung menghubungi saya melalui contact us. Bantu saya untuk menyampaikan informasi yang benar di Arsip Manusia!!

Share Article:

arsipmanusia.com

Writer & Blogger

Considered an invitation do introduced sufficient understood instrument it. Of decisively friendship in as collecting at. No affixed be husband ye females brother garrets proceed. Least child who seven happy yet balls young. Discovery sweetness principle discourse shameless bed one excellent. Sentiments of surrounded friendship dispatched connection is he. Me or produce besides hastily up as pleased. 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baru Terbit

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Jenderal AH Nasution

Jenderal Abdul Haris Nasution, lahir pada 3 Desember 1918, adalah sosok kunci dalam sejarah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template
Tombol Provinsi Indonesia
Scroll to Top