Edit Template

John Sadrak Karamoy: Oil Man of Indonesia

John Sadrak Karamoy, atau lebih dikenal sebagai John Karamoy,  merupakan tokoh besar dalam industri minyak dan gas (migas) Indonesia. Ia dikenal sebagai co-founder PT Medco Energi Internasional Tbk bersama Arifin Panigoro, yang kemudian berkembang menjadi salah satu perusahaan migas nasional terbesar.

John Karamoy dijuluki sebagai “Oil Man of Indonesia”, sebuah pengakuan atas kontribusinya dalam membuktikan bahwa putra bangsa mampu bersaing di industri energi global. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) dan aktif dalam berbagai organisasi migas internasional.

Latar Belakang Keluarga dan Masa Kecil

John Sadrak Karamoy lahir di Kampung Karegesan, Manado, Sulawesi Utara, pada 5 Oktober 1936. Ia merupakan anak kedua dari pasangan Pangau Jonas Karamoy dan Romiana Kenasin, serta tumbuh bersama lima saudara kandungnya: Willy Arnold Karamoy, Amir Karamoy, Adnan Karamoy, Kunaria Prakoso, dan Marsnani Karamoy.

Dalam kehidupan pribadinya, John menikah dengan Radioustuti dan dikaruniai lima orang anak, yaitu Andy Karamoy, Roy Priyadisastra Karamoy, Dicky Libriansyah Karamoy, Lidya Susanti Karamoy, dan Julita Diansari Karamoy.

Masa kecil John Karamoy dilalui pada periode revolusi kemerdekaan yang penuh gejolak. Ia merasakan langsung situasi sulit mulai dari pendudukan Jepang hingga masuknya tentara sekutu pada pertengahan 1944. 

Bahkan, pada usia delapan tahun, John pernah ikut bersembunyi di lubang-lubang perlindungan yang sengaja dibuat untuk menghindari serangan udara sekutu. Pengalaman pahit di masa kecil inilah yang membentuk ketangguhan karakternya di kemudian hari.

Pendidikan

Setelah menamatkan pendidikan menengahnya, John Karamoy mendapatkan kesempatan besar yang akan mengubah jalan hidupnya. Pada pertengahan tahun 1957, perusahaan minyak Stanvac (Standard Vacuum Oil Company) menawarkan beasiswa bagi karyawan berprestasi untuk melanjutkan studi, baik di dalam maupun luar negeri. John memanfaatkan peluang tersebut dengan memilih untuk melanjutkan pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada jurusan Teknik Kimia.

Selama masa kuliah, John dikenal sebagai mahasiswa yang tekun dan memiliki semangat pantang menyerah. Ia berhasil menyelesaikan studinya dan lulus pada tahun 1963. Pendidikan di ITB tidak hanya membekalinya dengan ilmu teknik, tetapi juga memperkuat keyakinannya bahwa anak bangsa mampu bersaing dalam industri migas yang ketika itu masih didominasi oleh perusahaan asing.

Karier Awal di Stanvac

Karier John Karamoy di dunia migas dimulai jauh sebelum ia menyandang gelar sarjana. Pada bulan November 1955, ketika usianya baru menginjak 19 tahun, ia bekerja sebagai buruh pengeboran minyak di Stanvac, perusahaan minyak asal Amerika Serikat yang merupakan gabungan dari Standard Oil of New Jersey (Exxon) dan Socony Vacuum (Mobil).

Dua tahun setelah meraih gelar insinyur dari ITB, tepatnya pada 1965, manajemen Stanvac mempercayakan John untuk menjabat sebagai Area Manager ladang minyak Pendopo. Tugas ini bukanlah hal yang mudah. 

Saat itu, operasi perusahaan di Pendopo sedang terganggu akibat konflik dengan Persatuan Buruh Minyak (Perbum), sebuah organisasi buruh yang berafiliasi dengan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) dan terkait erat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Di tengah situasi politik dan sosial yang penuh ketegangan, John berhasil menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin muda yang tegas dan tangguh. Berkat kerja keras dan ketekunan, kariernya terus menanjak hingga pada awal tahun 1980 ia diangkat sebagai Corporate Vice President PT Stanvac Indonesia. Posisi ini menjadikannya orang Indonesia pertama sekaligus termuda yang menduduki jabatan tertinggi kedua di perusahaan migas internasional tersebut.

Karier di Huffco (Vico Indonesia)

Setelah tujuh tahun menduduki jabatan penting di Stanvac, John Karamoy mendapat tawaran dari perusahaan migas asing lainnya, Huffco Indonesia, yang kini dikenal sebagai Vico Indonesia. Atas ajakan langsung dari pendirinya, Roy M. Huffington, John menerima tantangan baru sebagai Senior Vice President.

Berbeda dengan Stanvac yang berfokus pada minyak, Huffco lebih banyak bergerak di bidang eksplorasi dan produksi gas. Tantangan yang dihadapi John semakin besar karena perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 2.000 tenaga kerja lokal (pribumi) yang menaruh harapan besar pada manajemen untuk memperjuangkan nasib mereka.

Sebagai pemimpin, John tidak hanya bertugas mengawasi operasi teknis, tetapi juga membenahi sistem kerja dan budaya perusahaan. Dengan pendekatan yang tegas sekaligus membangun, ia berhasil meningkatkan kinerja Huffco sehingga perusahaan ini semakin diperhitungkan dalam industri gas nasional.

Lebih dari itu, John juga dikenal sebagai sosok yang memberi ruang berkembang bagi generasi muda. Sejumlah insinyur muda berbakat Indonesia, seperti Hilmi Panigoro, Lukman Mahfoedz, dan Iman Enoch, dipromosikan ke posisi-posisi penting di perusahaan. Langkah ini tidak hanya memperkuat internal Huffco, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa John Karamoy berkomitmen mendorong kemandirian bangsa dalam industri migas.

Pendirian Medco Energi

Meskipun sudah mencapai posisi puncak di perusahaan asing, John Karamoy masih menyimpan cita-cita besar: membangun perusahaan migas nasional yang mampu berdiri sejajar dengan perusahaan asing. Semangat ini ia tuangkan dalam semboyan yang sering ia ucapkan, “Kita Juga Bisa”, sebagai penegasan bahwa anak bangsa tidak kalah tangguh dalam memimpin industri energi.

Impian tersebut mulai terwujud pada awal 1980 ketika ia bersama pengusaha asal Gorontalo, Arifin Panigoro, mendirikan PT Medco Energi Internasional Tbk. Awalnya, Medco beroperasi sebagai kontraktor jasa pengeboran migas. Namun, perusahaan ini berkembang pesat berkat visi besar kedua pendirinya.

Pada tahun 1992, Medco memperoleh kontrak pengelolaan Technical Assistance Contract (TAC) dan Production Sharing Contract (PSC) di ladang migas Tesoro, Kalimantan Timur. Kesempatan ini menjadi dasar dalam ekspansi bisnis Medco. 

Tiga tahun kemudian, pada 1995, Medco mencetak sejarah dengan mengakuisisi 100% saham PT Stanvac Indonesia dari Exxon dan Mobil, sebuah langkah yang menandai lahirnya perusahaan migas nasional swasta terbesar di Indonesia.

Di bawah kepemimpinan John Karamoy dan Arifin Panigoro, Medco Energi berkembang menjadi perusahaan yang disegani, baik di tingkat nasional maupun internasional. Perusahaan ini tidak hanya memperluas operasi di berbagai wilayah Indonesia, tetapi juga melebarkan sayap hingga ke luar negeri.

Setelah lebih dari dua dekade membesarkan Medco, John memutuskan untuk meninggalkan perusahaan pada 2006. 

Organisasi

Selain aktif di dunia korporasi, John Karamoy juga dikenal sebagai sosok yang peduli pada perkembangan industri migas nasional melalui berbagai organisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas), sebuah wadah yang memperjuangkan kepentingan perusahaan migas dalam negeri agar mendapat posisi strategis di tengah dominasi perusahaan asing.

Tidak hanya itu, John juga aktif di Indonesian Petroleum Association (IPA), organisasi yang mewadahi para pelaku industri minyak dan gas di Indonesia, serta di American Chambers of Commerce (AmCham) Indonesia Chapter. 

Wafat

Perjalanan panjang hidup John Sadrak Karamoy berakhir pada Rabu, 28 Juli 2021. Ia menghembuskan napas terakhir pada pukul 00.20 WIB di RS Siloam TB Simatupang, Jakarta, setelah sebelumnya mengalami sakit demam berdarah.

Jenazahnya disemayamkan di rumah duka keluarga di Jalan Jenggala 1 No. 8, Senopati, Jakarta. Pada hari yang sama, selepas Dzuhur, John dimakamkan di Pemakaman San Diego Hills Memorial Park, Karawang Barat. 

Julukan “Oil Man of Indonesia” yang melekat pada John Sadrak Karamoy bukanlah tanpa alasan. Lebih dari setengah abad ia mendedikasikan hidupnya untuk industri migas, dari seorang buruh pengeboran hingga menjadi salah satu tokoh penting di kancah nasional dan internasional.

John membuktikan bahwa anak bangsa mampu menduduki posisi strategis di perusahaan migas asing sekaligus mendirikan perusahaan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional. Ia membuka jalan bagi generasi muda Indonesia untuk berkarier di sektor energi, sekaligus menanamkan keyakinan bahwa kemandirian bangsa dalam bidang migas bisa diwujudkan.

Sumber:

Share Article:

arsipmanusia.com

Writer & Blogger

Considered an invitation do introduced sufficient understood instrument it. Of decisively friendship in as collecting at. No affixed be husband ye females brother garrets proceed. Least child who seven happy yet balls young. Discovery sweetness principle discourse shameless bed one excellent. Sentiments of surrounded friendship dispatched connection is he. Me or produce besides hastily up as pleased. 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baru Terbit

  • All Post
  • Biodata
  • Biografi
  • Blog
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
  • Time Line

Jenderal AH Nasution

Jenderal Abdul Haris Nasution, lahir pada 3 Desember 1918, adalah sosok kunci dalam sejarah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template
Tombol Provinsi Indonesia
Scroll to Top