Want to Partnership with me? Book A Call

Popular Posts

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Categories

Edit Template

Kabinet Wilopo: Susunan, Program Kerja dan Berakhirnya

Kabinet Wilopo merupakan kabinet zaken, yang berarti jajaran kabinetnya diisi oleh para tokoh ahli di bidangnya masing-masing, bukan sebagai representasi dari partai politik tertentu.

Pada tanggal 1 Maret 1952, Presiden Soekarno awalnya menunjuk Sidik Djojosukarto (PNI) dan Prawoto Mangkusasmito (Masyumi) sebagai formatur, namun upaya tersebut gagal.

Selanjutnya, Presiden menunjuk Wilopo dari PNI sebagai formatur. Setelah dua minggu bekerja keras, berhasillah dibentuk kabinet baru di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Wilopo, sehingga terbentuklah Kabinet Wilopo.

Susunan Kabinet Wilopo

JabatanFotoPejabatWaktu MenjabatPartai
PresidenSoekarnoIr. Soekarno18 Agustus 1945 – 12 Maret 1967PNI
Wakil PresidenMohammad Hatta 500Mohammad Hatta18 Agustus 1945 – 1 Desember 1956Non Partai
Perdana MenteriSukiman Wirjosandjojo27 April 1951 – 23 Februari 1952Masyumi
Wakil Perdana MenteriSuwirjo 27 April 1951 – 23 Februari 1952PNI
Menteri Luar NegeriAchmad SoebardjoAchmad Soebardjo 27 April 1951 – 23 Februari 1952Masyumi
Menteri Dalam NegeriIskak Tjokroadisurjo 27 April 1951 – 23 Februari 1952Non Partai
Menteri PertahananR. Mas Sewaka9 Mei 1951 – 23 Februari 1952Persatuan Indonesia Raya
Menteri KehakimanMOHAMMAD YAMIN Mohammad Yamin27 April 1951 – 14 Juni 1951Non Partai
Menteri Kehakiman (ad interim)Melkias Agustinus Pellaupessy14 Juni 1951 – 20 November 1951Non Partai
Menteri Kehakiman Mohammad Nasrun20 November 1951 – 23 Februari 1952Non Partai
Menteri PeneranganArnold Mononutu27 April 1951 – 23 Februari 1952Non Partai
Menteri KeuanganJusuf Wibisono27 April 1951 – 23 Februari 1952Masyumi
Menteri PertanianSuwarto27 April 1951 – 23 Februari 1952Partai Katoik
Menteri Perdagangan dan PerindustrianSoejono Hadinoto27 April 1951 – 16 Juli 1951PNI
Menteri Perdagangan dan PerindustrianWilopoWilopo16 Juli 1951 – 23 Februari 1952PNI
Menteri PerhubunganDjuanda Kartawidjaja (500x500)Djuanda Kartawidjaja27 April 1951 – 23 Februari 1952Non Partai
Menteri Pekerjaan Umum dan TenagaUkar Bratakusumah27 April 1951 – 23 Februari 1952PNI
Menteri PerburuhanIskandar Tedjasukmana27 April 1951 – 23 Februari 1952Partai Buruh Indonesia (1955)
Menteri SosialSjamsuddin Sutan Makmur27 April 1951 – 23 Februari 1952Masyumi
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan KebudayaanWongsonegoro27 April 1951 – 23 Februari 1952Persatuan Indonesia Raya
Menteri AgamaWahid Hasjim27 April 1951 – 23 Februari 1952Masyumi
Menteri KesehatanJohannes LeimenaJohannes Leimena27 April 1951 – 23 Februari 1952Partai Kristen Indonesia
Menteri Urusan UmumMelkias Agustinus Pellaupessy27 April 1951 – 23 Februari 1952Non Partai
Menteri Urusan PegawaiPandji Suroso27 April 1951 – 23 Februari 1952Partai Indonesia Raya (Parindra)
Menteri Urusan AgrariaGondokusomo20 November 1951 – 6 Maret 1952Persatuan Indonesia Raya

Program Kerja Kabinet Wilopo

Kabinet Wilopo menetapkan dua program kerja yang terbagi dalam program kerja dalam negeri dan program kerja luar negeri.

Program kerja dalam negeri Kabinet Wilopo mencakup: penyelenggaraan pemilihan umum untuk memilih Dewan Konstituante, DPR, dan DPRD; peningkatan kemakmuran rakyat; peningkatan pendidikan rakyat; serta pemulihan stabilitas keamanan negara.

Sementara itu, dalam program kerja luar negeri Kabinet Wilopo, fokus pada: penyelesaian masalah hubungan Indonesia-Belanda; pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia; dan pelaksanaan politik luar negeri yang bebas-aktif.

Akhir Kabinet Wilopo

Kabinet Wilopo, selama masa pemerintahannya, menghadapi sejumlah tantangan yang diuraikan dalam modul Perkembangan Kehidupan Politik. Tantangan-tantangan tersebut mencakup:

1. Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi muncul karena turunnya harga barang-barang ekspor Indonesia sementara kebutuhan impor terus meningkat. 

Defisit kas negara semakin memburuk karena pendapatan negara menurun, terutama setelah hasil panen menurun, memaksa negara untuk mengeluarkan biaya besar untuk mengimpor beras.

2. Munculnya Gerakan Separatis

Munculnya gerakan separatis dan sikap provinsialisme mengancam persatuan bangsa, terutama karena ketidakpuasan terhadap alokasi dana dari pusat ke daerah yang tidak merata.

3. Konflik Politik di Internal TNI dan Pemerintahan

Peristiwa 17 Oktober 1952, dimana pemerintah berupaya menempatkan TNI sebagai alat sipil, memicu ketidakpuasan di kalangan partai politik. 

Konflik semakin memuncak dengan masalah internal dalam TNI terkait kebijakan KSAD A.H Nasution yang ditentang oleh Kolonel Bambang Supeno. 

Perdebatan dalam parlemen muncul setelah adanya petisi mengenai penggantian KSAD. Konflik ini semakin memanas dengan surat yang menjelekkan kebijakan Kolonel Gatot Subroto dalam memulihkan keamanan di Sulawesi Selatan, memicu demonstrasi di berbagai daerah menuntut bubarnya parlemen.

4. Munculnya Peristiwa Tanjung Morawa

Peristiwa Tanjung Morawa berawal dari persoalan tanah perkebunan di Sumatera Timur (Deli), dimana terjadi bentrokan antara aparat kepolisian dengan petani liar mengenai kepemilikan tanah. Para petani menolak pergi dan akhirnya terjadi bentrokan bersenjata, mengakibatkan beberapa petani tewas.

Kekuasaan Kabinet Wilopo berakhir setelah peristiwa Tanjung Morawa, di mana Serikat Tani Indonesia menyatakan mosi tidak percaya terhadap kabinet, memaksa Wilopo untuk mengembalikan mandatnya kepada presiden pada tanggal 2 Juni 1953.

Share Article:

arsipmanusia.com

Writer & Blogger

Considered an invitation do introduced sufficient understood instrument it. Of decisively friendship in as collecting at. No affixed be husband ye females brother garrets proceed. Least child who seven happy yet balls young. Discovery sweetness principle discourse shameless bed one excellent. Sentiments of surrounded friendship dispatched connection is he. Me or produce besides hastily up as pleased. 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baru Terbit

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Jenderal AH Nasution

Jenderal Abdul Haris Nasution, lahir pada 3 Desember 1918, adalah sosok kunci dalam sejarah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template
Tombol Provinsi Indonesia
Scroll to Top