Pangeran Antasari adalah pejuang tangguh dari Kesultanan Banjar yang dikenal karena keberaniannya melawan penjajahan Belanda di Kalimantan Selatan. Ia berasal dari keluarga bangsawan Banjar yang masih memiliki garis keturunan dengan Sultan Banjar terdahulu.
Ketika Belanda berupaya menguasai Kesultanan Banjar dan mencampuri urusan politik kerajaan, ia tampil sebagai tokoh pemersatu rakyat dan memimpin Perang Banjar (1859 – 1862), sebuah perlawanan besar yang mengguncang dominasi kolonial di Kalimantan.
Semboyannya yang legendaris, “Haram menyerah kepada musuh,” menjadi simbol keteguhan hati rakyat Banjar dalam mempertahankan kehormatan dan kemerdekaan. Ia wafat pada 11 Oktober 1862 di Bayan Begok karena penyakit yang dideritanya dan usia tuanya.
Simak kisah lengkap Pangeran Antasari memperjuangkan kedaulatan bangsanya dari pengaruh penjajahan Belanda pada artikel biografi yang telah kami tulis dengan judul “Pangeran Antasari: Pahlawan Perang Banjar“.
Biodata Pangeran Antasari
Nama Lengkap | Tuan Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin Pangeran Antasari |
Nama Kecil | Gusti Inu Kertapati |
Gelar | Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin |
Nama lain | Panembahan Amiruddin |
Tempat, Lahir | Keraton Pagatan, Kesultanan Banjar, 20 Februari 1809 |
Tempat, Wafat | Bayan Begok, Kalimantan Tengah, 11 Oktober 1862 (umur 52) |
Sebab Wafat | Sakit paru paru dan Cacar |
Makam | Kampung Sampirang, Bayan Begok, Puruk Cabu. (11 Oktober 1862 - 11 November 1958) Komplek Pemakaman Pangeran Antasari, Jl Masjid Jami', Kelurahan Antasan Kecil Timur, Banjarmasin Utara, Banjarmasin (11 November 1958 - Sekarang) |
Agama | Islam |
Suku | Banjar |
Wangsa | Wangsa Banjarmasin |
Pekerjaan | Sultan Banjar, Pejuang |
Ayah | Pangeran Mas'ud bin Sultan Amir bin Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah Muhammad bin Sultan Hamidullah (SULTAN BANJAR IX) bin Sultan Tahmidullah 01 Suria Alam (SULTAN BANJAR VIII) |
Ibu | Ratoe Khadijah binti Sultan Sulaiman bin Panembahan Batu Sunan Nata Alam Bin Panembahan Sepuh |
Isteri/Pasangan | Permaisuri Ratoe Idjah binti Sultan Adam bin Sultan Sulaiman dari Banjar bin Panembahan Batu Sunan Nata Alam Bin Panembahan Sepuh dari Banjar Tamjidilah I Nyai Fatimah binti Ngabehi Lada bin Ngabehi Tuha (Nyai Fatimah adik Tumenggung Surapati) Nyai Nala Nalaw ( Anak Radja Malangkoen ) Dayak Lawangan Barito |
Anak | Ratu Hasiah Panembahan Muhammad Said Muhammad Seman Putri Kaidah Muhammad Gaoeng Mathias Gaung Putri Selamah |
Riwayat Perjuangan
Perjuangan/Pergerakan | Tahun |
---|---|
Perang Banjar | 25 April 1859 - 1862 |
Penghargaan
Penghargaan | Tahun | Deskripsi |
---|---|---|
Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin | 14 Maret 1862 | Gelar kesultanan |
Pahlawan Nasional Indonesia | 27 Maret 1968 | SK No. 06/TK/1968 |
Korem 101/Antasari | - | Namanya diabadikan menjadi nama Komando Resort Militer di Kalimantan Selatan |
Bumi Antasari | - | Namanya juga dijadikan sebagai julukan Provinsi Kalimantan Selatan |
Uang Pecahan Rp2.000,- | 2009 | Foto dan namanya diabadikan pada Pecahan Rp2.000 Tahun Emisi 2009 |
Kami berusaha untuk memberikan data yang akurat, jika kamu menemukan ada informasi yang keliru dan kurang tepat serta ingin menambahkan data dari tokoh ini disini silahkan hubungi kami melalui kolom Contact Us atau Komentar di bawah ini.
Kami sangat berterimakasih atas setiap masukan yang kamu berikan, karena itu akan meningkatkan kualitas data yang kami berikan ini. Terima kasih atas dukungan dan kerjasama nya.
Salam dari Arsip Manusia