Kabinet Sjahrir I dibentuk dan diumumkan pada tanggal 14 November 1945. Mayoritas menteri mengalami pergantian, kecuali Amir Sjarifuddin yang tetap mempertahankan kedudukannya dalam kabinet.
Sebagian besar anggota Kabinet Presidensial memiliki pengalaman sebagai pegawai pemerintah Hindia Belanda, sementara mereka yang pernah bekerja pada pemerintah pendudukan Jepang dikecualikan dari kabinet.
Table of Contents
ToggleTerbentuknya Kabinet Sjahrir I
Pada tanggal 30 Oktober 1945, Sjahrir mengusulkan melalui BP-KNIP agar Indonesia menerapkan sistem multi partai dengan tujuan mewakili berbagai aliran politik dalam masyarakat, memperkuat perjuangan, dan menjadikan susunan negara RI lebih demokratis di mata dunia.
Presiden Soekarno mendukung usulan tersebut sebagai langkah persiapan untuk pemilu sesuai Pasal II Aturan Tambahan UUD 1945, terkait pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang akan membentuk UUD.
Pada tanggal 1 November 1945, Sjahrir mengajukan usul kepada Presiden Soekarno mengenai peralihan tanggung jawab menteri kabinet dari presiden ke lembaga legislatif.
Usul ini disetujui dan diumumkan oleh BP-KNIP pada tanggal 11 November 1945, di mana Presiden RI menunjuk Sjahrir sebagai formatur kabinet, atau perdana menteri yang memimpin kabinet pemerintah.
Kabinet Sjahrir I diumumkan pada tanggal 14 November 1945, dengan mayoritas menteri mengalami pergantian kecuali Amir Sjarifuddin. Sebagian besar anggota kabinet sebelumnya pernah menjadi pegawai pemerintah Hindia Belanda, sementara mereka yang bekerja pada pemerintah pendudukan Jepang dikecualikan dari kabinet.
Pimpinan nasional, termasuk Presiden Soekarno dan Wapres Hatta, memberikan dukungan positif terhadap perubahan susunan pemerintahan yang digagas oleh Sjahrir. Mereka melihat perubahan tersebut sebagai upaya memperkuat posisi RI, terutama dalam menghadapi Sekutu dan upaya diplomasi.
Pada tanggal 17 November 1945, Kabinet Sjahrir I mengeluarkan maklumat yang menegaskan komitmen pemerintah untuk tidak deviasi dari Manifesto Politik tanggal 1 November 1945. Terkait strategi diplomasi, kabinet menyatakan bahwa perundingan tetap menjadi alternatif perjuangan.
Pada hari yang sama, perdana menteri Sjahrir bertemu dengan perwakilan Inggris dan Belanda atas inisiatif Let. Jend. Sir Philip Christison. Pertemuan ini, diawali oleh pernyataan Van Mook kepada Logemann, menjadi awal dari proses perundingan yang membentuk sejarah perjuangan kemerdekaan RI.
Susunan Kabinet Sjahrir I
Jabatan | Foto | Pejabat | Waktu Menjabat | Partai |
---|---|---|---|---|
Presiden | Ir. Soekarno | 18 Agustus 1945 – 12 Maret 1967 | ||
Wakil Presiden | Mohammad Hatta | 18 Agustus 1945 – 1 Desember 1956 | ||
Perdana Menteri | Sutan Sjahrir | 14 November 1945 – 28 Februari 1946 | ||
Menteri Luar Negeri | Sutan Sjahrir | 14 November 1945 – 28 Februari 1946 | ||
Menteri Dalam Negeri | Sutan Sjahrir | 14 November 1945 – 28 Februari 1946 | ||
Wakil Menteri Dalam Negeri | Mr. Harmani | 14 November 1945 – 28 Februari 1946 | ||
Menteri Keamanan Rakyat | Amir Sjarifuddin | 14 November 1945 – 28 Februari 1946 | ||
Wakil Menteri Keamanan Rakyat | Abdul Moerad | 14 November 1945 – Januari 1946 | ||
Soegiono Josodiningrat | Januari 1946 – 28 Februari 1946 | |||
Menteri Kehakiman | Mr. Soewandi | 14 November 1945 – 28 Februari 1946 | ||
Menteri Penerangan | Amir Sjarifuddin | 14 November 1945 – 3 Januari 1946 | ||
Mohammad Natsir | 3 Januari 1946 – 28 Februari 1946 | |||
Menteri Keuangan | Soenarjo Kolopaking | 14 November 1945 – 5 Desember 1945 | ||
Ir. Soerachman Tjokroadisoerjo | 5 Desember 1945 – 28 Februari 1946 | |||
Menteri Kemakmuran | Ir. Darmawan Mangoenkoesoemo | 14 November 1945 – 28 Februari 1946 | ||
Menteri Perhubungan | Ir. Abdoelkarim | 14 November 1945 – 28 Februari 1946 | ||
Menteri Pekerjaan Umum | Ir. Putuhena | 14 November 1945 – 28 Februari 1946 | ||
Menteri Sosial | Dr. Adji Darmo Tjokronegoro | 14 November 1945 – 5 Desember 1945 | ||
Dr. Sudarsono | 5 Desember 1945 – 28 Februari 1946 | |||
Menteri Pengajaran | Dr. Mr. T.S.G. Mulia | 14 November 1945 – 28 Februari 1946 | ||
Menteri Kesehatan | Dr. Darma Setiawan | 14 November 1945 – 28 Februari 1946 | ||
Menteri Negara Urusan Agama | H. Rasjidi | 14 November 1945 – 28 Februari 1946 |