Edit Template

Mohammad Ichsan: Birokrat, Diplomat, dan Wali Kota Pertama Semarang

Mohammad Ichsan dikenal sebagai walikota pertama Kota Semarang. Ia juga dikenal sebagai diplomat dan pejabat tinggi negara, termasuk menjabat sebagai Sekretaris Negara pada penghujung pemerintahan Soekarno

Latar Belakang Keluarga dan Kehidupan Awal

Mohammad Ichsan lahir pada tanggal 25 September 1902 di Weleri, Kendal, dengan nama Raden Mas icksan. Ia merupakan putra kedua dari pasangan R.M.A Notohamidjojo dan R.A Siti Hadidjah. Ayahnya saat itu menjabat sebagai asisten wedana di Srondol, Semarang, yang kemudian diangkat menjadi bupati Kendal pada tahun 1914. ia memiliki seorang kakak laki laki yang bernama R.m Djoenaedi.

Dari ayahnya, Mohammad Ichsan merupakan cucu bupati Kendal pada priode 1891 – 1911, R.M.A.A Notonegoro, sedangkan dari ibunya, ia merupakan cucu bupati Lamongan priode 1885 – 1908, R.A Djojodirono.

Dengan latar belakang keluarga priyayi, Mohammad Ichsan mendapat kesempatan untuk menempuh pendidikan formal milik Belanda. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS) pada 1917 dan Hoogere Burgerschool (HBS) pada 1923 di Semarang.

Pendidikan dan Aktivisme di Belanda

Setelah menyelesaikan pendidikannya di HBS, Mohammad Ichsan melanjutkan studinya ke Universitas Leiden, Belanda mengambil Jurusan Hukum. 

Selama studi di Belanda, ia aktif dalam pergerakan dan menyuarakan kemerdekaan Indonesia di Perhimpunan Indonesia. Hal ini membuatnya menjadi diawasi oleh aparat Belanda hingga studinya menjadi tertunda. Pada 1934, akhirnya ia berhasil mendapatkan gelar Meester in de Rechten (Sarjana Hukum).

Karier Awal

Setelah berhasil meraih gelar sarjananya, Mohammad Ichsan kembali ke Tanah Air dan bekerja sebagai birokrat di pemerintahan Hindia Belanda, hal ini diduga karena tekanan keluarganya. 

Mohammad Ichsan bekerja di Kantor Residen pati dan menjadi volontoir pada priode 1935-1936. Ichsan kemudian pindah ke Kantor Residen Kedu dengan jabatan commies redacteur pada priode 1936-1938 lalu akhirnya menjabat sebagai hoofdcommies di kantor yang sama pada priode 1938-1940. 

Mohammad Ichsan kemudian dipindahkan di kantor sekretaris provinsi di Semarang. Pada masa pendudukan Jepang, ia bekerja di Kantor Pengadilan Semarang sebagai birokrat.

Wali Kota Semarang

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dipimpin oleh Gubernur Soeroso dan Wongsonegoro. Pemerintahan Kota Semarang awalnya dikerjakan oleh Mr. Iman Sudjahri yang merupakan mantan pegawai kantor penasihat kota pada masa Pendudukan Jepang. 

Pada tanggal 8 Januari 1946, secara resmi Pemerintah Republik Indonesia mengangkat Mohammad Ichsan sebagai Wali Kota Semarang. Proses pelantikan dilakukan oleh Menteri Muda Dalam Negeri, Mr. Harmani di Markas Brigade 49. 

Masa Kepemimpinannya tidak mudah, pada 17 Mei 1946, Pasukan Belanda berhasil menguasai Semarang, dan Ichsan ditangkap pada tanggal 3 Juni 1946 dan dipenjara selama 18 hari lalu dibebaskan. 

Tak lama dibebaskan, pada tanggal 1 Juli 1946, ia kembali ditangkap karena tuduhan berkomunikasi dengan pemerintah Republik Indonesia dan baru benar benar bebas pada tanggal 11 Oktober 1946.

Diplomasi Internasional

Kariernya kemudian berlanjut di dunia diplomasi. Pada 1953 – 1960, ia dipercaya menjadi duta besar Indonesia untuk Swedia (merangkap Denmark dan Norwegia) serta untuk Thailand (merangkap Kamboja). Pengalamannya ini memperkuat perannya di kancah internasional dan mengokohkan posisi diplomatik Indonesia.

Sekretaris Negara

Di penghujung pemerintahan Presiden Sukarno, Ichsan diangkat sebagai Sekretaris Negara, salah satu posisi penting dalam pemerintahan. Mohammad Ichsan menjabat secara berturut turut sebagai Menteri Sekretaris Negara mulai dari 23 Agustus 1962 di Kabinet Kerja III hingga 25 Juli 1966 saat Kabinet Dwikora III berakhir.

Kehidupan Pribadi

Pada 11 September 1935, Mohammad Ichsan menikahi R.A. Siti Rochaniah Moetmainah yang akrab disapa Hilda, putri Bupati Lamongan R.A.A. Djojoadinegoro. Pernikahan ini merupakan hasil perjodohan keluarga, bahkan sudah ditetapkan sebelum Ichsan berangkat ke Belanda. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua anak, yakni Muljadi (lahir 1950) dan Firman (lahir 1952).

Wafat 

Setelah puluhan tahun mengabdi di dunia birokrasi dan diplomasi, Mohammad Ichsan wafat pada 1991. Upacara pemakamannya dilakukan dengan penghormatan militer, dipimpin oleh Saadillah Mursyid, yang saat itu menjabat Sekretaris Negara, jabatan yang dahulu juga pernah diemban oleh Ichsan.

Sumber:

Share Article:

arsipmanusia.com

Writer & Blogger

Considered an invitation do introduced sufficient understood instrument it. Of decisively friendship in as collecting at. No affixed be husband ye females brother garrets proceed. Least child who seven happy yet balls young. Discovery sweetness principle discourse shameless bed one excellent. Sentiments of surrounded friendship dispatched connection is he. Me or produce besides hastily up as pleased. 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baru Terbit

Jenderal AH Nasution

Jenderal Abdul Haris Nasution, lahir pada 3 Desember 1918, adalah sosok kunci dalam sejarah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template
Tombol Provinsi Indonesia

© 2023 arsipmanusia.com

Scroll to Top