Want to Partnership with me? Book A Call

Popular Posts

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Categories

Edit Template

Mohamad Roem: Seorang Diplomat dan Tokoh Pejuang

Mohammad Roem adalah tokoh pejuang kemerdekaan, politikus dan diplomat Indonesia. Selama hidupnya, ia aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan, keagamaan, dan politik, termasuk Jong Java, Jong Islamieten Bond (JIB), dan Nationale Indonesische Padvinderij (Natipij).

Mohammad Roem dikenal sebagai salah satu tokoh yang berjasa dalam berbagai perundingan penting yang menentukan nasib bangsa Indonesia, seperti Perjanjian Renville, Persetujuan Roem-Royen, dan Konferensi Meja Bundar (KMB). 

Sebagai Ketua Delegasi Indonesia dalam Persetujuan Roem-Royen pada 7 Mei 1949, Roem membuka jalan bagi terlaksananya KMB, yang kemudian menghasilkan pengakuan kedaulatan resmi bagi Indonesia pada 27 Desember 1949. Selain itu, Roem juga menduduki berbagai jabatan penting dalam pemerintahan Indonesia pasca kemerdekaan, termasuk Menteri Dalam Negeri dan Menteri Luar Negeri.

Sebagai seorang politikus dan diplomat, Roem tidak hanya berperan dalam negosiasi internasional tetapi juga aktif dalam membangun dan mengembangkan berbagai organisasi politik di Indonesia, seperti Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Masyumi. 

Pandangan dan kebijakannya banyak dipengaruhi oleh prinsip-prinsip keislaman dan kesetaraan sosial, menjadikannya seorang pemimpin yang dihormati oleh berbagai kalangan.

Kelahiran dan Keluarga

Mohammad Roem dilahirkan pada tanggal 16 Mei 1908 di Desa Klewongan, Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Tempat kelahirannya ini kemudian menjadi bagian penting dari kisah hidupnya, memberikan kenangan tersendiri bagi Roem di kemudian hari..

Orang tua Mohammad Roem adalah Dulkarnaen Joyosasmito dan Siti Tarbiyah. Ayahnya, Dulkarnaen, bukanlah seorang ahli dalam bidang agama, namun ia memiliki kesadaran keislaman yang tinggi. Nama anak-anaknya mencerminkan nilai-nilai historis Islam, di mana anak-anaknya diberi nama para Khalifah Ar-Rasyidin. 

Mohammad Roem sendiri merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara, dengan empat kakak laki-laki yang bernama Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali. Kakaknya yang tertua adalah Mutiah dan adik bungsunya adalah Siti Khadijah.

Lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan awal Mohammad Roem. Ayahnya, meskipun tidak tergolong dalam kalangan santri, memiliki kesadaran historis yang kuat, terutama terkait dengan ajaran Islam. 

Hal ini tercermin dari nama-nama anaknya yang diambil dari tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam. Selain itu, kehidupan di Parakan, di mana ia tinggal bersama nenek, ayah, ibu, dan saudara-saudaranya, juga membentuk kepribadiannya. 

Ayahnya menerapkan pola pengasuhan yang demokratis, berbeda dengan neneknya yang cenderung feodalistik. Pengaruh ayahnya yang lebih demokratis memberikan Roem kebebasan untuk bergaul dengan siapa saja, sebuah nilai yang ia pegang teguh dalam kehidupannya.

Pendidikan Awal

Mohammad Roem memulai pendidikan dasarnya di sekolah rakyat biasa (Volks School) di Parakan. Pada tahun 1919, saat wabah penyakit melanda, keluarganya memutuskan untuk memindahkannya ke daerah lain demi keselamatannya. 

Setelah itu, Roem melanjutkan pendidikannya di Hollandsch Inlandsche School (HIS). Dia bisa masuk ke HIS karena ayahnya adalah seorang kepala desa, posisi yang memungkinkannya untuk memenuhi persyaratan masuk.

Di HIS, Roem menunjukkan kecerdasan dan ketekunan yang luar biasa. Saat kelas tiga, ia dipindahkan ke Pekalongan untuk tinggal bersama kakak perempuannya, Muti’ah, yang telah menikah dengan Ranuharjo, seorang pegawai pegadaian. 

Di Pekalongan, Roem menyelesaikan pendidikannya di HIS pada tahun 1924, menunjukkan bakat dan kemampuan akademis yang membuatnya berhasil lulus ujian masuk STOVIA (School Tot Opleiding Van Indische Artsen).

Pendidikan Lanjutan

Pada tahun 1924, setelah menyelesaikan pendidikan di HIS, Mohammad Roem diterima di STOVIA di Jakarta. Di sana, Roem menjalani pendidikan kedokteran yang dibagi menjadi dua tahap: bagian persiapan selama tiga tahun dan bagian profesional selama tujuh tahun. Namun, setelah dua tahun belajar di STOVIA, Roem memutuskan untuk pindah ke AMS (Algemene Middelbare School) di Jakarta, di mana dia lulus pada tahun 1930.

Roem kemudian melanjutkan pendidikannya di GHS (Geneeskundige Hogeschool), sebuah sekolah tinggi kedokteran di Jalan Salemba. Sayangnya, ia tidak berhasil menyelesaikan studi kedokterannya karena gagal dalam ujian pertama dan kedua. 

Akibatnya, pada tahun 1932, Roem memutuskan untuk berhenti dari GHS dan masuk ke RHS (Rechts Hoogeschool) di Jakarta, di mana ia meraih gelar “Meester in de Rechten” (Mr) atau Sarjana Hukum pada tahun 1939.

Karier Awal dan Aktivitas Politik

Mohammad Roem mulai terlibat dalam dunia politik melalui keanggotaannya di Partai Serikat Islam Indonesia (PSII). Setelah menyelesaikan pendidikannya di Rechts Hoogeschool (RHS) dan meraih gelar Sarjana Hukum (Mr) pada tahun 1939, Roem resmi bergabung dengan PSII pada tahun 1932. 

PSII, yang merupakan salah satu partai politik terbesar di Indonesia saat itu, menyediakan platform bagi Roem untuk memperjuangkan kemerdekaan dan keadilan bagi rakyat Indonesia.

Salah satu tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan politik Mohammad Roem adalah Haji Agus Salim. Roem pertama kali berkenalan dengan Haji Agus Salim pada tahun 1925 ketika ia menjadi anggota Jong Islamieten Bond (JIB), sebuah organisasi pemuda Islam yang didirikan untuk membina semangat keislaman dan kebangsaan di kalangan pemuda. 

Haji Agus Salim, yang kala itu menjadi penasihat JIB, membimbing Roem dalam memahami dan menjalani dunia politik dengan sikap realistis dan bijaksana. Kedekatan ini sangat mempengaruhi langkah-langkah politik Roem di masa depan.

Setelah berhenti menjadi mahasiswa di Geneeskundige Hoogeschool (GHS) karena tidak berhasil lulus, Mohammad Roem melanjutkan pendidikannya di Rechts Hoogeschool (RHS) di Jakarta. Di RHS, Roem berhasil menyelesaikan studi hukum dan meraih gelar “Meester in de Rechten” (Mr) atau Sarjana Hukum pada tahun 1939. 

Gelar ini menjadi dasar bagi Roem untuk memulai kariernya sebagai seorang advokat yang membela rakyat kecil dan terpinggirkan. Keberhasilannya di bidang hukum membuka jalan bagi Roem untuk terlibat lebih jauh dalam aktivitas politik dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Karier Politik dan Diplomasi

Peran dalam Diplomasi Indonesia

Mohammad Roem adalah salah satu diplomat terkemuka Indonesia, keahliannya dalam negosiasi internasional terbukti dalam berbagai kesempatan, terutama ketika Indonesia berada di bawah tekanan besar dari Belanda. 

Salah satu keahlian diplomasi Roem adalah keterlibatannya dalam perundingan Linggarjati pada tahun 1946, di mana ia menunjukkan kepiawaian diplomasi yang luar biasa. 

Meskipun Partai Masyumi, yang mana Roem menjadi anggotanya, menolak perjanjian tersebut, Roem tetap maju dengan niat kuat untuk menjaga eksistensi Republik Indonesia di kancah internasional.

Keterlibatan dalam Berbagai Negosiasi Penting dan Hasil-Hasilnya

Perjalanan diplomasi Roem tidak berhenti di Linggarjati. Ia juga memimpin delegasi Indonesia dalam perundingan Renville pada tahun 1948 dan perundingan Roem-Van Royen pada tahun 1949. 

Perundingan Roem-Van Royen merupakan salah satu diplomasi terbaik yang pernah dilakukan Roem, yang berakhir dengan kesepakatan penting yang dikenal sebagai Roem-Royen Statement. 

Kesepakatan ini mengatur pemulihan pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta dan menjadi dasar bagi Konferensi Meja Bundar yang akhirnya membawa pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada tahun 1949.

Karya Tulis tentang Diplomasi dan Pandangan Politik

Selain dikenal sebagai diplomat, Mohammad Roem juga dikenal sebagai seorang penulis produktif. Ia menulis banyak artikel, buku, dan esai yang menyoroti pandangan-pandangan politik dan diplomatiknya. 

Dalam karya-karyanya, Roem sering kali menekankan pentingnya diplomasi sebagai alat perjuangan bangsa yang efektif. Salah satu karyanya yang terkenal adalah tentang keberhasilan diplomasi Indonesia yang dijalankan oleh Agus Salim dan tokoh-tokoh lainnya, di mana Roem menguraikan strategi-strategi diplomasi yang berhasil membawa Indonesia meraih pengakuan internasional.

Karya dan Pemikiran

Mohammad Roem dikenal sebagai seorang negarawan, diplomat, dan pemikir yang memiliki banyak kontribusi dalam dunia politik dan hukum di Indonesia. Karya-karya tulisannya mencakup berbagai topik, mulai dari diplomasi, hukum, hingga masalah sosial-politik. 

Salah satu karya pentingnya adalah tulisan tentang diplomasi Indonesia yang berhasil mendapatkan pengakuan internasional berkat upaya tokoh-tokoh seperti Agus Salim, Mohammad Hatta, dan dirinya sendiri.

Roem juga memiliki pandangan yang kuat tentang demokrasi Pancasila. Ia melihat bahwa demokrasi Pancasila harus mencerminkan nilai-nilai dasar yang ada dalam Pancasila itu sendiri, seperti musyawarah dan keadilan sosial. Roem menekankan pentingnya pemilihan umum yang adil dan bebas sebagai sarana untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis.

Selain itu, Roem aktif dalam berbagai organisasi hukum dan kerap menulis tentang pentingnya supremasi hukum dan keadilan dalam proses pembangunan negara. Pandangannya mengenai hukum selalu dikaitkan dengan moral dan etika, mencerminkan pandangannya bahwa hukum harus melayani keadilan sosial dan kemanusiaan.

Penghargaan dan Pengakuan

Mohammad Roem menerima berbagai penghargaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pengakuan ini tidak hanya datang dari pemerintah Indonesia, tetapi juga dari komunitas internasional yang menghargai keahlian dan komitmennya dalam diplomasi dan politik.

Roem diakui sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Penghargaan ini diberikan bukan hanya karena peranannya dalam berbagai perundingan penting seperti Perundingan Renville dan Perundingan Roem-Royen, tetapi juga karena dedikasinya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.

Roem juga sering diundang untuk berbicara dan berpartisipasi dalam berbagai konferensi internasional. Penghargaan internasional yang diterimanya mencerminkan pengakuan dunia atas sumbangsihnya dalam mempromosikan diplomasi damai dan hubungan internasional yang baik.

Akhir Hayat

Mohammad Roem wafat pada tanggal 24 September 1983 di Jakarta. Kepergiannya menandai akhir dari perjalanan seorang negarawan yang telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa dan negara Indonesia selama beberapa dekade. 

Kehidupan Mohammad Roem adalah cerminan dari pengabdian yang tak kenal lelah terhadap bangsa Indonesia. Selama masa hidupnya.

Selain kontribusinya di bidang diplomasi, Roem juga dikenal sebagai seorang penulis produktif yang memberikan sumbangsih pemikiran dalam bidang hukum dan politik. Pandangannya tentang demokrasi Pancasila dan peran penting pemilihan umum dalam sistem demokrasi Indonesia menjadi warisan intelektual yang terus dikenang hingga kini. Atas dedikasinya, Mohammad Roem mendapatkan berbagai penghargaan dan pengakuan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Share Article:

arsipmanusia.com

Writer & Blogger

Considered an invitation do introduced sufficient understood instrument it. Of decisively friendship in as collecting at. No affixed be husband ye females brother garrets proceed. Least child who seven happy yet balls young. Discovery sweetness principle discourse shameless bed one excellent. Sentiments of surrounded friendship dispatched connection is he. Me or produce besides hastily up as pleased. 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baru Terbit

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Jenderal AH Nasution

Jenderal Abdul Haris Nasution, lahir pada 3 Desember 1918, adalah sosok kunci dalam sejarah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template

About

Arsip Manusia

Arsip Manusia, blog biografi tokoh terkenal, dibuat Maret 2023. Kami membagikan cerita inspiratif dan menerima kontribusi tulisan dari penulis luar setelah seleksi ketat. Konten bebas politik, kebencian, dan rasisme; saat ini tanpa bayaran.

Team

Asset 2
Scroll to Top