Kabinet Darurat: Terbentuk pada 22 Desember 1948 di Sumatera Barat, strategi dalam menjaga kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.
Kabinet Hatta I dibentuk di Indonesia pada 1948. Meskipun ditangkap selama agresi Belanda, tetap bertahan dan dipulihkan pada 1949.
Kabinet Amir Sjarifuddin II, lahir dari reshuffle, menghadapi kekalahan diplomasi di Perundingan Renville 1948, menyebabkan kejatuhan pada 23 Januari.
Kabinet Amir Sjarifuddin I terbentuk setelah Kabinet Sjahrir III. Berumur 4 bulan, menghadapi tantangan dengan Belanda dan memediasi genjatan senjata.
Kabinet Sjahrir III: Anggota dan Kejatuhan. Perjanjian Linggar Jati dan perpecahan internal menandai periode pemerintahan yang singkat ini.
Kabinet Sjahrir II (12 Maret 1946 - 2 Oktober 1946) dihadapi tantangan kudeta, perlawanan militer, dan pengaruh Belanda, mencerminkan periode politik kompleks Indonesia.
Kabinet Sjahrir I, terbentuk pada 14 Nov 1945, menandai pergantian mayoritas menteri, mencerminkan perubahan pemerintahan RI pasca-kemerdekaan.
Kabinet Presidensial, dibentuk setelah Proklamasi Kemerdekaan 2 Sept 1945, pertama di Indonesia. Meskipun formal, belum efektif dalam pembangunan.
Kabinet Ali Sastroamidjojo I, 1953-1955. Sukses pemilu, hubungan baik dengan Cina, dan Konferensi Asia-Afrika. Reformasi politik, stabilitas, dan prestasi ekonomi.
Kabinet Ali Sastroamidjojo II dalam keberhasilan membatalkan hasil dari Konferensi Meja Bunda (KMB), susunan kabinet, dan kemunduran kabinet.
Jenderal Abdul Haris Nasution, lahir pada 3 Desember 1918, adalah sosok kunci dalam sejarah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.