Kabinet Amir Sjarifuddin II: Anggota dan Akhir Kabinet

Kabinet Amir Sjarifuddin II, yang dipimpin oleh Amir Sjarifuddin sebagai Perdana Menteri dan memiliki tiga Wakil Perdana Menteri, yakni Mr. Syamsudin, Wondoamiseno, dan Setiyajid, mengalami transformasi yang signifikan sebagai hasil dari reshuffle pada Kabinet Amir Syarifuddin I. 

Reshuffle ini diinisiasi dengan tujuan untuk membentuk Kabinet Nasional yang mampu melibatkan seluruh partai politik yang ada. Masyumi, meskipun pada awalnya menolak untuk berpartisipasi dalam kabinet, akhirnya bergabung. 

Dengan demikian, perubahan dalam komposisi kabinet ini mewakili langkah strategis untuk memperkuat dukungan lintas partai dan membangun dasar yang lebih kokoh untuk kepemimpinan Amir Sjarifuddin.

Susunan Kabinet Amir Sjarifuddin II

Jabatan	Foto	Pejabat	Waktu Menjabat	Partai
Presiden		Ir. Soekarno	18 Agustus 1945 – 12 Maret 1967
Wakil Presiden		Mohammad Hatta	18 Agustus 1945 – 1 Desember 1956
Perdana Menteri		Amir SjarifuddinAli Sastroamidjojo	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Wakil Perdana Menteri I		Adenan Kapau Gani	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Wakil Perdana Menteri II		Setyadjit Soegondo	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Wakil Perdana Menteri III		Raden Sjamsoeddin	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Wakil Perdana Menteri VI		Wondoamiseno	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Luar Negeri		Agus Salim	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Muda Luar Negeri		Tamsil	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Dalam Negeri		Mohammad Roem	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Muda Dalam Negeri		Abdul Madjid Djojohadiningrat	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Pertahanan		Amir SjarifuddinAli Sastroamidjojo	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Muda Pertahanan		Arudji Kartawinata	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Kehakiman		Susanto Tirtoprodjo	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Muda Kehakiman		Kasman Singodimedjo	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Penerangan		Sjahbudin Latif	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Muda Penerangan		Setiadi	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Keuangan		AA Maramis	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Muda Keuangan		Ong Eng Die	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Kemakmuran		Adenan Kapau Gani	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Muda Kemakmuran		IJ Kasimo	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Muda Kemakmuran		Adji Darmo Tjokronogoro	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Perhubungan		Djuanda Kartawidjaja	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Pekerjaan Umum		Herling Laoh	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Perburuhan		SK Trimurti	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Muda Perburuhan		Wilopo	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Sosial		Suprodjo	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Muda Sosial		Sukoso Wirjosaputro	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Pengajaran		Ali Sastroamidjojo	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Agama		Masjkur	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Kesehatan		Johannes Leimena	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Muda Kesehatan		Satrio	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Negara		Hamengkubuwono IX	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Negara Urusan Pangan		Suja’as	11 November 1947 – 23 Januari 1948	Barisan Tani Indonesia
Menteri Negara Urusan Pemuda		Wikana	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Negara Urusan Peranakan		Siauw Giok Tjhan	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Negara Urusan Kepolisian		Hindromartono	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Negara		Anwar Tjokroaminoto	11 November 1947 – 23 Januari 1948
Menteri Negara		Maruto Darusman	11 November 1947 – 23 Januari 1948

Akhir Kabinet Amir Sjarifuddin II

Meskipun program kabinet tidak pernah diumumkan secara resmi, hal ini mengikuti pola yang telah diterapkan oleh Kabinet Sjahrir sebelumnya. 

Sementara itu, Komite Tiga Negara (KTN) yang telah dibentuk terus aktif dalam menjalankan tugasnya, terutama terkait perundingan Renville. Peran KTN sebagai mediator dalam upaya mencapai kesepakatan antara Indonesia dan Belanda menunjukkan upaya untuk mencari solusi damai yang adil. 

Meskipun usahanya berlanjut, perundingan Renville menyaksikan kekalahan diplomasi Indonesia. Keberhasilan Belanda diwakili oleh Abdul Kadir Wijoyoatmojo, seorang Indonesia yang menjadi perwakilan Belanda, menambah kerumitan situasi dan memperumit dinamika politik dalam negeri.

Akibat kekalahan tersebut, Kabinet Amir Syarifuddin II mengalami kejatuhan. Respons tegas dari Partai Nasional Indonesia (PNI) dan keputusan Masyumi untuk mundur dari kabinet serta meminta pembubaran mencerminkan tekanan politik yang luar biasa. 

Pada akhirnya, Kabinet Amir Syarifuddin II mengundurkan diri secara resmi pada tanggal 23 Januari 1948, menandai akhir dari masa pemerintahannya yang dipenuhi dengan tantangan diplomatik dan tekanan internal.