Want to Partnership with me? Book A Call

Popular Posts

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Categories

Edit Template

Kabinet Halim: Pembentukan, Susunan, dan Program Kerja Menuju Negara Kesatuan

Kabinet Halim menjabat selama rentang waktu dari 21 Januari 1950 hingga 6 September 1950. Kabinet ini merupakan bagian dari pemerintahan Republik Indonesia yang berpusat di Yogyakarta, yang pada saat itu merupakan bagian dari Republik Indonesia Serikat. 

Secara bersamaan, Kabinet Republik Indonesia Serikat yang dipimpin oleh Mohammad Hatta mengurus pemerintahan di ibu kota RIS, Jakarta. Sementara itu, dalam waktu yang hampir bersamaan, Assaat menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, sedangkan Soekarno menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat. 

Dalam konteks politik yang rumit tersebut, Kabinet Halim berperan dalam menjalankan tugasnya di tengah dinamika Republik Indonesia pada masa itu.

Kabinet Halim terbentuk atas dasar ketegangan antara Partai Masyumi dan PNI, sehingga Abdul Halim dipilih sebagai formatur. 

Pada awalnya, Halim menolak tawaran tersebut karena ia menganggap pembentukan negara tidaklah prinsipil jika tidak diikuti dengan perbaikan kondisi rakyat. Namun, karena situasi yang mendesak, Halim akhirnya menerima tawaran tersebut. 

Dengan demikian, Kabinet Halim terbentuk dengan fokus utama pada pembentukan Negara Kesatuan, menggarisbawahi pentingnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan utama.

Susunan Kabinet Halim

JabatanFotoPejabatWaktu MenjabatPartai
PresidenSoekarnoIr. Soekarno18 Agustus 1945 – 12 Maret 1967PNI
Wakil PresidenMohammad Hatta 500Mohammad Hatta18 Agustus 1945 – 1 Desember 1956Non Partai
Perdana MenteriAbdul Halim21 Januari 1950 – 6 September 1950Non Partai
Wakil Perdana MenteriAbdul Hakim Harahap21 Januari 1950 – 6 September 1950Masyumi
Menteri Dalam NegeriSusanto Tirtoprodjo21 Januari 1950 – 6 September 1950PNI
Menteri KehakimanAG Pringgodigdo21 Januari 1950 – 6 September 1950PNI
Menteri PeneranganWiwoho Purbohadidjojo21 Januari 1950 – 6 September 1950Masyumi
Menteri KeuanganLukman Hakim21 Januari 1950 – 6 September 1950PNI
Menteri PertanianSadjarwo Djarwonagoro21 Januari 1950 – 6 September 1950Barisan Tani Indonesia (BTI)
Menteri Perdagangan dan PerindustrianTandiono Manu21 Januari 1950 – 6 September 1950Partai Sosialis Indonesia (PSI)
Menteri Pekerjaan Umum dan PerhubunganMananti Sitompul21 Januari 1950 – 6 September 1950Partai Kristen Indonesia
Menteri PerburuhanMa’as21 Januari 1950 – 6 September 1950Non Partai
Menteri SosialHamdani21 Januari 1950 – 6 September 1950Non Partai
Menteri Pembangunan MasyarakatSugondo Djojopuspito21 Januari 1950 – 6 September 1950Non Partai
Menteri Pendidikan dan KebudayaanS. Mangunsarkoro21 Januari 1950 – 6 September 1950PNI
Menteri KesehatanSutopo21 Januari 1950 – 6 September 1950Non Partai
Menteri AgamaFakih Usman21 Januari 1950 – 6 September 1950Masyumi

Program Kerja Kabinet Halim

Program kerja Kabinet Halim meliputi beberapa aspek penting. Pertama, kabinet bertekad untuk meneruskan perjuangan dalam mencapai Negara Kesatuan sesuai dengan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, yang mencakup seluruh kepulauan Indonesia.

Selanjutnya, mereka akan terus melaksanakan Pasal 27 Ayat 2 dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Republik, serta memperhatikan kepentingan politik buruh dan tani. 

Selain itu, kabinet ini berkomitmen untuk mendemokratisasi kehidupan politik dan pemerintahan dengan memberikan ruang lebih besar bagi hak-hak demokratis, termasuk hak berserikat dan menyatakan pendapat. 

Untuk mengamankan proses demokrasi, mereka juga akan menyelenggarakan pemilihan umum baik untuk Dewan Perwakilan Republik Indonesia maupun Dewan Perwakilan Daerah. 

Sebelum pelaksanaan pemilu, dewan perwakilan daerah akan diperbaharui untuk mencerminkan perubahan politik yang terjadi. 

Kabinet juga akan fokus pada rehabilitasi para korban perjuangan dan mengembalikan bekas anggota tentara atau laskar ke masyarakat. 

Selain itu, mereka akan memajukan pembangunan budaya di masyarakat serta menjamin kebebasan beragama sesuai dengan ketentuan dalam UUD Pasal 29. 

Terakhir, pemerintah akan mengupayakan perluasan akses pendidikan bagi masyarakat serta meningkatkan kualitas pengajaran rakyat.

Share Article:

arsipmanusia.com

Writer & Blogger

Considered an invitation do introduced sufficient understood instrument it. Of decisively friendship in as collecting at. No affixed be husband ye females brother garrets proceed. Least child who seven happy yet balls young. Discovery sweetness principle discourse shameless bed one excellent. Sentiments of surrounded friendship dispatched connection is he. Me or produce besides hastily up as pleased. 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baru Terbit

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Jenderal AH Nasution

Jenderal Abdul Haris Nasution, lahir pada 3 Desember 1918, adalah sosok kunci dalam sejarah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template
Tombol Provinsi Indonesia
Scroll to Top