Kabinet Kerja merupakan kabinet pemerintahan Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Komposisi kabinet ini didasarkan pada kehadiran para profesional yang direkomendasikan oleh partai politik pendukung pasangan Jokowi-JK dalam Pilpres 2014, termasuk PDI Perjuangan, PKB, Partai NasDem, dan Partai Hanura, serta kemudian PPP, PAN, dan Partai Golkar yang bergabung.
Susunan kabinet ini diumumkan oleh Presiden Jokowi pada 26 Oktober 2014, dan dilantik sehari berikutnya. Penampilan pelantikan kabinet ini juga mencerminkan kesan profesionalisme, dengan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin acara tersebut di taman belakang Istana Negara, didampingi oleh para menteri yang mengenakan seragam kemeja putih.
Table of Contents
TogglePembentukan Kabinet Kerja
Salah satu janji yang diungkapkan oleh Presiden Jokowi selama masa kampanye Pilpres 2014 adalah komitmen untuk membentuk kabinet yang didominasi oleh profesional, dengan mengurangi praktik bagi-bagi kursi menteri kepada mitra koalisi.
Jokowi juga menegaskan akan menerapkan sistem seleksi calon menteri yang serupa dengan metode lelang jabatan yang telah ia terapkan saat menyeleksi calon pejabat camat dan lurah ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dalam konteks ini, Jokowi menegaskan bahwa kehadiran menteri yang berasal dari partai politik tidak akan dihindari sepenuhnya, namun tetap akan memberikan prioritas pada profesionalisme.
Selain itu, janji tersebut juga tercermin dalam proporsi komposisi kabinet antara anggota partai politik dan non-partai politik. Jumlah menteri yang berasal dari latar belakang politik tidak mendominasi struktur kabinet, dengan hanya 15 dari total 34 jabatan menteri diisi oleh mereka yang memiliki latar belakang politik, sementara sisanya diisi oleh profesional non-partai politik.
Sebelum pengumuman resmi susunan kabinet, Presiden Jokowi melakukan langkah-langkah penting dalam rangka pencegahan korupsi. Pada 17 Oktober 2014, Jokowi mengirimkan daftar nama calon menteri kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tiga hari sebelum pelantikannya sebagai Presiden RI. KPK melakukan pemeriksaan terhadap calon-calon tersebut dan memberikan laporan kepada Presiden pada 21 Oktober 2014.
Dalam laporan tersebut, delapan calon menteri dianggap bermasalah oleh KPK. Jokowi menerima rekomendasi KPK untuk mengganti calon-calon menteri tersebut dan mengajukan perubahan daftar calon menteri kepada KPK dan PPATK.
Proses seleksi calon menteri dilakukan secara tertutup antara tanggal 22-25 Oktober 2014, melalui panggilan ke Istana Negara dan komunikasi telepon dengan calon menteri. Pengumuman kabinet yang awalnya dijadwalkan pada 22 Oktober di Pelabuhan Tanjung Priok ditunda hingga 24 Oktober setelah menerima rekomendasi baru dari KPK dan PPATK.
Akhirnya, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengumumkan Kabinet Kerja pada 26 Oktober 2014 di halaman belakang kompleks Istana Negara, sehari setelah pelantikan kabinet tersebut. Langkah-langkah pencegahan korupsi yang diambil sebelum pengumuman kabinet menunjukkan komitmen pemerintahan Jokowi-JK dalam memastikan kebersihan dan integritas dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Susunan Kabinet Kerja
Sesuai dengan program dan prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, terjadi beberapa perubahan dalam struktur kabinet, yang mencerminkan penekanan pada efisiensi dan peningkatan kinerja pemerintahan.
Salah satu perubahan utama adalah pemindahan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dari bawah koordinasi Menko Perekonomian langsung ke bawah Presiden.
Perubahan ini menandakan penekanan yang lebih besar pada perencanaan pembangunan nasional sebagai prioritas langsung dari Presiden, dengan harapan meningkatkan koordinasi dan efektivitas dalam implementasi program-program pembangunan.
Berikut adalah daftar menteri yang menjabat dalam Kabinet Kerja:
Jabatan | Foto | Pejabat | Waktu Menjabat | Partai |
---|---|---|---|---|
Presiden | Joko Widodo | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Wakil Presiden | Jusuf Kalla | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan | Tedjo Edhy Purdijatno | 27 Oktober 2014 – 12 Agustus 2015 | ||
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan | Luhut Binsar Pandjaitan | 12 Agustus 2015 – 27 Juli 2016 | ||
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan | Wiranto | 27 Juli 2016 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian | Sofyan Djalil | 27 Oktober 2014 – 12 Agustus 2015 | ||
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian | Darmin Nasution | 12 Agustus 2015 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya | Indroyono Soesilo | 27 Oktober 2014 – 12 Agustus 2015 | ||
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya | Rizal Ramli | 12 Agustus 2015 – 27 Juli 2016 | ||
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya | Luhut Binsar Pandjaitan | 27 Juli 2016 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan | Puan Maharani | 27 Oktober 2014 – 1 Oktober 2019 | ||
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Pelaksana tugas) | Darmin Nasution | 1 Oktober 2019 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Sekretaris Negara | Pratikno | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Dalam Negeri | Tjahjo Kumolo | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Luar Negeri | Retno Marsudi | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Pertahanan | Ryamizard Ryacudu | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia | Yasonna Laoly | 27 Oktober 2014 – 1 Oktober 2019 | ||
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Pelaksana tugas) | Tjahjo Kumolo | 1 Oktober 2019 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Keuangan | Bambang Brodjonegoro | 27 Oktober 2014 – 27 Juli 2016 | ||
Menteri Keuangan | Sri Mulyani | 27 Juli 2016 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral | Sudirman Said | 27 Oktober 2014 – 27 Juli 2016 | ||
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral | Arcandra Tahar | 27 Juli 2016 – 15 Agustus 2016 | ||
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Pelaksana tugas) | Luhut Binsar Pandjaitan | 15 Agustus 2016 – 14 Oktober 2016 | ||
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral | Ignasius Jonan | 14 Oktober 2016 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Perindustrian | Saleh Husin | 27 Oktober 2014 – 27 Juli 2016 | ||
Menteri Perindustrian | Airlangga Hartarto | 27 Juli 2016 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Perdagangan | Rachmad Gobel | 27 Oktober 2014 – 12 Agustus 2015 | ||
Menteri Perdagangan | Thomas Trikasih Lembong | 12 Agustus 2015 – 27 Juli 2016 | ||
Menteri Perdagangan | Enggartiasto Lukita | 27 Juli 2016 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Pertanian | Amran Sulaiman | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan | Siti Nurbaya Bakar | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Perhubungan | Ignasius Jonan | 27 Oktober 2014 – 27 Juli 2016 | ||
Menteri Perhubungan | Budi Karya Sumadi | 27 Juli 2016 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Kelautan dan Perikanan | Susi Pudjiastuti | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Ketenagakerjaan | Hanif Dhakiri | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | Marwan Ja’far | 27 Oktober 2014 – 27 Juli 2016 | ||
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | Eko Putro Sandjojo | 27 Juli 2016 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat | Basuki Hadimuljono | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Kesehatan | Nila Moeloek | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan | Anies Baswedan | 27 Oktober 2014 – 27 Juli 2016 | ||
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan | Muhadjir Effendy | 27 Juli 2016 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi | Mohamad Nasir | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Sosial | Khofifah Indar Parawansa | 27 Oktober 2014 – 17 Januari 2018 | ||
Menteri Sosial | Idrus Marham | 17 Januari 2018 – 24 Agustus 2018 | ||
Menteri Sosial | Agus Gumiwang Kartasasmita | 24 Agustus 2018 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Agama | Lukman Hakim Saifuddin | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Pariwisata | Arief Yahya | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Komunikasi dan Informatika | Rudiantara | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah | Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak | Yohana Yembise | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi | Yuddy Chrisnandi | 27 Oktober 2014 – 27 Juli 2016 | ||
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi | Asman Abnur | 27 Juli 2016 – 15 Agustus 2018 | ||
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi | Syafruddin | 15 Agustus 2018 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional | Andrinof Chaniago | 27 Oktober 2014 – 12 Agustus 2015 | ||
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional | Sofyan Djalil | 12 Agustus 2015 – 27 Juli 2016 | ||
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional | Bambang Brodjonegoro | 27 Juli 2016 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional | Ferry Mursyidan Baldan | 27 Oktober 2014 – 27 Juli 2016 | ||
Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional | Sofyan Djalil | 27 Juli 2016 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Badan Usaha Milik Negara | Rini Soemarno | 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | ||
Menteri Pemuda dan Olahraga | Imam Nahrawi | 27 Oktober 2014 – 20 September 2019 | ||
Menteri Pemuda dan Olahraga (Pelaksana tugas) | Hanif Dhakiri | 20 September 2019 – 20 Oktober 2019 | ||
Jaksa Agung (Pelaksana tugas) | Andhi Nirwanto | 21 Oktober 2014 – 20 November 2014 | ||
Jaksa Agung | Muhammad Prasetyo | 20 November 2014 – 21 Oktober 2019 | ||
Panglima Tentara Nasional Indonesia | Moeldoko | 30 Agustus 2013 – 8 Juli 2015 | ||
Panglima Tentara Nasional Indonesia | Gatot Nurmantyo | 8 Juli 2015 – 8 Desember 2017 | ||
Panglima Tentara Nasional Indonesia | Hadi Tjahjanto | 8 Desember 2017 – 17 November 2021 | ||
Kepala Kepolisian Republik Indonesia | Sutarman | 25 Oktober 2013 – 16 Januari 2015 | ||
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Pelaksana tugas sampai 17 April 2015) | Badrodin Haiti | 17 Januari 2015 – 13 Juli 2016 | ||
Kepala Kepolisian Republik Indonesia | Tito Karnavian | 13 Juli 2016 – 22 Oktober 2019 | ||
Sekretaris Kabinet | Andi Widjajanto | 3 November 2014 – 12 Agustus 2015 | ||
Sekretaris Kabinet | Pramono Anung | 12 Agustus 2015 – 20 Oktober 2019 |
Reshuffle I
Pada 12 Agustus 2015, Presiden Joko Widodo melakukan perombakan (reshuffle) susunan Kabinet Kerja dengan mengganti lima menteri, termasuk tiga menteri koordinator, serta sekretaris kabinet. Perombakan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam menghadapi tantangan dan mempercepat implementasi program-program pembangunan.
Berikut adalah detail pergantian menteri yang dilakukan oleh Presiden Jokowi:
- Luhut Binsar Pandjaitan, mantan Kepala Staf Kepresidenan, menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Pergantian ini menandakan fokus pemerintah dalam menguatkan stabilitas politik dan keamanan nasional.
- Darmin Nasution, mantan Gubernur Bank Indonesia, ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menggantikan Sofyan Djalil. Langkah ini diambil untuk memperkuat koordinasi kebijakan ekonomi guna menghadapi tantangan ekonomi global dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik.
- Rizal Ramli, yang sebelumnya menjabat sebagai Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, dilantik sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo. Penunjukan Rizal Ramli bertujuan untuk meningkatkan pengembangan sektor kemaritiman sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dan keamanan nasional.
- Thomas Trikasih Lembong, mantan pejabat Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), diangkat sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Rachmad Gobel. Pergantian ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperkuat sektor perdagangan dan investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
- Pramono Anung menggantikan Andi Widjajanto sebagai Sekretaris Kabinet. Pergantian ini bertujuan untuk memastikan koordinasi yang efektif antara departemen dan lembaga pemerintah dalam implementasi kebijakan nasional.
- Sofyan Djalil juga mengambil alih posisi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Andrinof Chaniago, menunjukkan fokus pemerintah dalam meningkatkan perencanaan pembangunan nasional untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perombakan ini menunjukkan keseriusan dan responsivitas pemerintah dalam menyesuaikan dan mengoptimalkan kinerja kabinet demi tercapainya tujuan-tujuan pembangunan nasional yang lebih baik.
Reshuffle II
Pada tanggal 27 Juli 2016, Presiden Joko Widodo kembali mereshuffle kabinetnya. Dalam perombakan kali ini, dua partai pendukung pemerintah yang baru bergabung, yaitu Partai Amanat Nasional dan Partai Golkar, juga turut diumumkan dalam susunan kabinet yang baru. Setelah perombakan kedua ini, proporsi menteri pria dan wanita dalam kabinet menjadi 33 banding 9, atau sekitar 4 banding 1.
Pada tanggal 17 Januari 2018, Presiden Joko Widodo melantik Idrus Marham sebagai Menteri Sosial, menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Timur dalam Pemilihan Umum Gubernur Jawa Timur 2018. Selain itu, Moeldoko dilantik sebagai Kepala Staf Kepresidenan menggantikan Teten Masduki.
Kemudian, pada tanggal 15 Agustus 2018, Presiden Joko Widodo mengangkat Syafruddin sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, menggantikan Asman Abnur yang mengundurkan diri karena Partai Amanat Nasional memutuskan untuk tidak mendukung Presiden Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2019.
Selanjutnya, pada tanggal 24 Agustus 2018, Agus Gumiwang Kartasasmita dilantik sebagai Menteri Sosial menggantikan Idrus Marham, yang terjerat kasus dugaan korupsi PLTU Riau-1 dan sedang diproses oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pada tanggal 15 Agustus 2016, Presiden Joko Widodo memberhentikan Menteri ESDM Arcandra Tahar dengan hormat setelah terjadi polemik mengenai dwikewarganegaraan, di mana Arcandra telah tinggal selama 20 tahun di Amerika Serikat dan diduga memiliki paspor Amerika Serikat.
Arcandra menjadi menteri dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah Indonesia, yaitu hanya 20 hari. Presiden Jokowi kemudian menunjuk Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Pelaksana Tugas Menteri ESDM hingga pengangkatan menteri definitif.
Pada tanggal 14 Oktober 2016, Presiden Jokowi secara resmi melantik Ignasius Jonan sebagai Menteri ESDM dan Arcandra Tahar sebagai Wakil Menteri ESDM setelah jabatan Menteri ESDM diisi oleh pelaksana tugas selama 2 bulan.
Reshuffle III
Pada tanggal 17 Januari 2018, Presiden Joko Widodo melakukan pelantikan Idrus Marham sebagai Menteri Sosial, menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Jawa Timur pada Pemilihan Umum Gubernur Jawa Timur 2018. Selain itu, Presiden Jokowi juga melantik Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan, menggantikan Teten Masduki.
Kemudian, pada tanggal 15 Agustus 2018, Presiden Joko Widodo melantik Syafruddin sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, menggantikan Asman Abnur yang telah mengundurkan diri dari jabatannya karena Partai Amanat Nasional tidak mendukung Presiden Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019.
Terakhir, pada tanggal 24 Agustus 2018, Presiden Joko Widodo melantik Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Menteri Sosial, menggantikan Idrus Marham yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi PLTU Riau-1 yang sedang diproses oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Perubahan-perubahan dalam susunan kabinet ini mencerminkan responsivitas Presiden Joko Widodo terhadap dinamika politik dan hukum serta komitmennya dalam menjaga integritas pemerintahan.