Want to Partnership with me? Book A Call

Popular Posts

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Categories

Edit Template

Abundjani: Pejuang Kemerdekaan Jambi

Kolonel Abundjani merupakan salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Jambi, ia berjuang melawan penjajah Belanda di daerah Sumatera khususnya daerah Jambi. Atas jasa perjuangannya di Jambi, Namanya diabadikan sebagai nama jalan dan rumah sakit di Kota Jambi.

Masa Kecil dan Pendidikan Abundjani

Kolonel Abundjani dilahirkan pada tanggal 24 Oktober 1918 di Batang Asai, Sarolangung Bangko, Jambi. Ayahnya merupakan seorang demang pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, ayahnya Bernama Makalam atau Muhammad Kalam, ibunya Bernama Siti Umbuk.

Karena jabatan orangtuanya, Abundjani dapat merasakan Pendidikan formal yang baik, Pendidikan dasarnya dilakukan di Hollandsch Inlandsche School (HIS) selama tujuh tahun, dan berhasil menyelesaikannya ditahun 1931. 

Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Bandung dan menyelesaikannya pada tahun 1934.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di MULO, Abundjani melanjutkan pendidikannya ke Middelbare Opleiding Schoole Voor Inlandsche Amtenaar (MOSVIA) Bandung, namun ia tidak berhasil menyelesaikannnya, hal itu karena Jepang masuk dan menjajah Indonesia.

Karir Militer dan Perjungan

Pada akhir September 1943, selama penjajahan Jepang, Abundjani mengikuti pendidikan militer selama setahun di Shonan Kao Kun Renjo (sionanto) di Singapura. Kemudian ia pergi ke Akademi Militer Gyugun Pagaralam di Lahat, di mana ia mendapatkan pangkat Letnan Dua.

Kabar kekalahan Jepang dan kemerdekaan Indonesia telah disebarkan keseluruh wilayah Indonesia, kabar itu juga sampai ke Jambi, para pemuda dan pejuang-pejuang Jambi menurunkan bendera Jepang dan menggantinya menjadi bendera Merah Putih.

Pada 22 Agusutus 1945, Abundjani dan para pejuang di Jambi membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API), Abundjani kemudian dipilih sebagai ketuanya. API yang merupakan cikal bakal BKR memiliki tugas untuk mempertahankan kemerdekaan, menjaga ketertiban dan keamanan di Jambi.

Abundjani juga ikut terlibat dalam terbentuknya Komite Nasional Indonesia (KNI) Jambi, pada Oktober 1945 Abundjani dilantik menjadi ketua kelompok pemuda di KNI Jambi. Tanggal 5 Oktober 1945, Abundjani diangkat menjadi Komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Jambi. 

Pada tanggal 24 Juni 1946, TKR berubah nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) yang sebelumnya pada 17 Juni 1946, Abundjani dan Inu Kertapati mengadakan rapat untuk menyempurnakan Dewan Pertahanan Daerah Keresidenan Jambi yang menjadi Resimen II Divisi II Jambi, Inu Kertapati ditunjuk menjadi ketuanya dan Abundjani menjadi Wakilnya.

Resimen II Divisi II berubah menjadi Resimen 43 kemudian berubah lagi menjadi Brigade Garuda Putih Jambi.
Pada 10 September 1947, Komando Daerah Militer Jambi dibentuk dan Abundjani ditunjuk sebagai Komandannya, kemudian pada 1 Juni 1948, Komando Daerah Militer Jambi berubah menjadi TNI Sub Teritorium Djambi (STD) yang merupakan bagian dari TNI Sub Komando Sumatera Selatan (Sub KOSS) dan Abundjani menjadi Komandannya, ia menjabat dari Juni 1948 sampai Januari 1949.

Abundjani membentuk Badan Keuangan Perjuangan, yang mana badan ini memobilisasi perdagangan karet ke Singapura, dari keuntungan itu disisihkan 10% untuk modal perjuangan. diantara hasil dari keuntungan itu adalah sewa-beli Pesawat Catalina (RI 05) yang digunakan sebagai penghubung Jambi, Sumatera Barat dan bahkan Yogyakarta.

Selain itu, Abundjani juga berperan dalam memasok perlengkapan pasukan dengan menukarkan berbagai komoditas, seperti Lada, Vanili, Karet dan lainnya.

Pada tanggal 1 Januari 1949, terbit Surat Kuasa Residen Jambi Raden Inu Kertapati yang ditujukan kepada M Kamil yang merupakan Bupati Jambi Hilir untuk meneruskan Pemerintahan Darurat Keresidenan Jambi. Menanggapi surat itu, di Tebo diadakan rapat pemerintahan dan militer, dari rapat itu diputuskan H Baksan sebagai Residen Pemerintahan Darurat Keresiden Jambi dan Pusat Komando Militer dipindahkan ke Bangko.

Pada Februari 1950, Abundjani memutuskan untuk mengundurkan diri dari TNI dan bekerja menjadi pengusahan di Jambi dan Jakarta,ia menggunakan kemahirannya dalam berbahasa Belanda, Inggris dan Jepang dalam berbisnis.

Wafat

Abundjani menghembuskan nafas terakhirnya di Jakarta pada tanggal 28 Desember 1979, Jenzahnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum TanahKusir, Jakarta Selatan.

Atas jasa-jasanya mempertahankan kemerdekaan di Jambi, Namanya diabadikan menjadi nama jalan di Kota Jambi, serta Namanya juga menjadi nama Rumah Sakit Umum Daerah Bangko Jambi.

Sumber:

Kami ingin membuat pengalaman membaca kamu sebaik mungkin! Jika kamu menemukan informasi yang kurang tepat atau hilang dalam konten kami, kami sangat menghargai kontribusi kamu untuk memperbaikinya. 

Dengan kerjasama kamu, kami dapat memastikan bahwa setiap informasi yang kami bagikan akurat dan bermanfaat bagi semua pembaca kami. Jangan ragu untuk memberi tahu kami melalui kolom komentar di bawah setiap artikel atau melalui halaman Contact Us

Setiap masukan dari kamu sangat berarti bagi kami, dan kami selalu siap untuk meningkatkan kualitas layanan kami berkat kontribusi kamu. Terima kasih atas dukungan dan kerjasama kamu!

Share Article:

arsipmanusia.com

Writer & Blogger

Considered an invitation do introduced sufficient understood instrument it. Of decisively friendship in as collecting at. No affixed be husband ye females brother garrets proceed. Least child who seven happy yet balls young. Discovery sweetness principle discourse shameless bed one excellent. Sentiments of surrounded friendship dispatched connection is he. Me or produce besides hastily up as pleased. 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baru Terbit

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Jenderal AH Nasution

Jenderal Abdul Haris Nasution, lahir pada 3 Desember 1918, adalah sosok kunci dalam sejarah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template
Tombol Provinsi Indonesia
Scroll to Top