Want to Partnership with me? Book A Call

Popular Posts

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Categories

Edit Template

Kabinet Djuanda / Kabinet Karya, Pencapaian dan Akhir Kabinet

Kabinet Djuanda, sebagai kabinet ketujuh era demokrasi liberal, dipimpin oleh Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja dari September 1957 hingga Juli 1959. Dalam sejarah, kepemimpinan Djuanda bertahan paling lama selama 14 bulan, membuatnya mencatat prestasi tersebut dibandingkan kabinet lain. 

Era demokrasi liberal Indonesia hanya berlangsung singkat, yakni 1950 hingga 1959, dan Kabinet Djuanda menandai penutupannya sebelum beralih ke sistem pemerintahan demokrasi terpimpin pada Juli 1959. 

Kabinet Djuanda, dikenal sebagai kabinet zaken, diisi oleh para ahli atau kalangan non-partai, termasuk dalam tiga kabinet zaken selama masa demokrasi liberal. 

Djuanda diakui oleh Daniel S. Lev sebagai sosok administrator ideal yang tidak terikat pada partai politik dan mampu menjalankan program kerja kabinetnya dengan dukungan parlemen, menunjukkan keahlian diplomasi dan ketidakberpihakan pada kepentingan partai politik dan kelompok militer.

Susunan Kabinet Djuanda / Kabinet Karya

JabatanFotoPejabatWaktu MenjabatPartai
PresidenSoekarnoIr. Soekarno18 Agustus 1945 – 12 Maret 1967PNI
Perdana MenteriDjuanda Kartawidjaja (500x500)Djuanda Kartawidjaja9 April 1957 – 6 Juli 1959Non Partai
Wakil Perdana Menteri IHardi9 April 1957 – 6 Juli 1959PNI
Wakil Perdana Menteri IIIdham ChalidIdham Chalid9 April 1957 – 6 Juli 1959Nahdlatul Ulama
Wakil Perdana Menteri IIIJohannes LeimenaJohannes Leimena29 April 1957 – 6 Juli 1959Partai Kristen Indonesia
Menteri Luar NegeriSubandrio9 April 1957 – 6 Juli 1959Non Partai
Menteri Dalam NegeriSanusi Hardjadinata9 April 1957 – 6 Juli 1959PNI
Menteri PertahananDjuanda Kartawidjaja (500x500)Djuanda Kartawidjaja9 April 1957 – 6 Juli 1959Non Partai
Menteri KehakimanGustaaf Adolf Maengkom9 April 1957 – 6 Juli 1959PNI
Menteri PeneranganSoedibjo9 April 1957 – 6 Juli 1959Partai Sarekat Islam indonesia
Menteri KeuanganSutikno Slamet9 April 1957 – 6 Juli 1959PNI
Menteri PertanianSadjarwo Djarwonagoro9 April 1957 – 6 Juli 1959Barisan Tani Indonesia (BTI)
Menteri PerdaganganSoenardjo9 April 1957 – 25 Juni 1958Nahdlatul Ulama
Rachmat Muljomiseno25 Juni 1958 – 6 Juli 1959Nahdlatul Ulama
Menteri PerindustrianF.J. Inkiriwang9 April 1957 – 6 Juli 1959Non Partai
Menteri PerhubunganSoekardan9 April 1957 – 6 Juli 1959Non Partai
Menteri PelayaranMohammad Nazir9 April 1957 – 6 Juli 1959Non Partai
Menteri Pekerjaan Umum dan TenagaPangeran Mohammad Nur9 April 1957 – 6 Juli 1959Masyumi
Menteri PerburuhanSamjono9 April 1957 – 6 Juli 1959Non Partai
Menteri SosialJohannes LeimenaJohannes Leimena9 April 1957 – 24 Mei 1957Partai Kristen Indonesia
Muljadi Djojomartono25 Mei 1957 – 6 Juli 1959Masyumi
Menteri Pendidikan dan KebudayaanPrijono9 April 1957 – 6 Juli 1959Non Partai
Menteri AgamaMuhammad Ilyas9 April 1957 – 6 Juli 1959Nahdlatul Ulama
Menteri KesehatanAzis Saleh9 April 1957 – 6 Juli 1959IPKI
Menteri AgrariaR. Sunarjo9 April 1957 – 6 Juli 1959Nahdlatul Ulama
Menteri Urusan Pengerahan Tenaga Rakyat untuk PembangunanA.M. Hanafi9 April 1957 – 25 Juni 1958Non Partai
Menteri Negara Urusan VeteranChaerul SalehChaerul Saleh9 April 1957 – 6 Juli 1959Non Partai
Menteri Negara Urusan Hubungan Antar DaerahFerdinand Lumban TobingFerdinand Lumban Tobing9 April 1957 – 6 Juli 1959Non Partai
Menteri Negara Urusan Stabilitasi EkonomiDadang Suprajogi25 Juni 1958 – 6 Juli 1959Non Partai
Menteri Negara Urusan Kerjasama Sipil-MiliterMuhammad Wahib Wahab25 Juni 1958 – 6 Juli 1959Nahdlatul Ulama
Menteri Negara Urusan TransmigrasiFerdinand Lumban TobingFerdinand Lumban Tobing25 Juni 1958 – 6 Juli 1959Non Partai
Menteri Negara Urusan Stabilitasi EkonomiA.M. Hanafi25 Juni 1958 – 6 Juli 1959Non Partai
Menteri Negara Urusan Stabilitasi EkonomiMOHAMMAD YAMIN Mohammad Yamin25 Juni 1958 – 6 Juli 1959Non Partai

Pencapaian Kabinet Djuanda / Kabinet Karya 

Kabinet Djuanda beroperasi dalam fase transisi dari Demokrasi Parlementer ke Demokrasi Terpimpin. Tugasnya yang sangat berat melibatkan penanggulangan kerusuhan di berbagai daerah, upaya memulihkan Irian Barat, dan penanganan masalah ekonomi yang memprihatinkan. Untuk mengatasi tantangan ini, Kabinet Karya merancang program bernama Pancakarya, yang mencakup:

  1. Pembentukan Dewan Nasional.
  2. Normalisasi situasi republik.
  3. Pencabutan persetujuan KMB.
  4. Perjuangan untuk Irian Barat.
  5. Pempercepat proses pembangunan.

Dewan Nasional dibentuk sebagai lembaga baru yang bertujuan menghimpun dan menyampaikan aspirasi kekuatan nonpartai dalam masyarakat. Meski dewan ini sudah terbentuk, negara semakin menghadapi kesulitan. Pergolakan di berbagai daerah terus mengganggu hubungan antara pusat dan daerah, memperparah kondisi perekonomian nasional.

Untuk mengatasi kerusuhan di daerah, pemerintah mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) pada 10-14 September 1957. Munas membahas pembangunan nasional dan daerah, angkatan perang, serta pembagian wilayah Republik Indonesia. Ketegangan antara pusat dan daerah, serta antarkelompok masyarakat, berhasil diatasi dengan baik. Sebagai tindak lanjut Munas, Munap diselenggarakan pada Desember 1957.

Munap merumuskan rencana pembangunan sesuai harapan daerah. Namun, upaya pemerintah untuk menangani masalah pembangunan terhambat oleh peristiwa nasional, seperti Peristiwa Cikini, yakni upaya pembunuhan Presiden Soekarno pada 30 November 1957.

Kabinet Karya mencatat prestasi mengatur ulang batas perairan nasional Indonesia melalui Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Deklarasi ini mengatur tentang laut pedalaman dan laut teritorial. Dalam aturan sebelumnya, laut teritorial mencakup 6 mil dari garis dasar saat air surut. Penerapan aturan tersebut akan menciptakan wilayah laut bebas, seperti Laut Jawa dan Laut Flores. Melalui Deklarasi Djuanda, terbentuk Kesatuan Wilayah Indonesia, di mana lautan dan daratan dianggap sebagai satu kesatuan.

Akhir Kabinet Djuanda / Kabinet Karya

Terwujudnya Demokrasi Terpimpin terjadi saat dikeluarkannya Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959. Ini terjadi karena Konstituante terlalu lama untuk menyusun Undang-undang Dasar, yang diharapkan tetapi mereka tidak dapat lagi bersidang. Sebagai hasilnya, muncul keinginan untuk kembali ke UUD 1945. Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden dan membubarkan Konstituante.

Pada saat yang sama, Kabinet Kerja diumumkan, dengan Presiden Soekarno menjadi Perdana Menteri dan Djuanda sebagai Menteri Utama. Demokrasi Terpimpin secara jelas mengatur peran partai politik, dengan melarang pejabat tinggi negara menjadi anggota partai politik. Hanya PKI yang tetap memiliki kekuatan untuk mendekati Soekarno. Dengan kekuasaan besar yang dimiliki Soekarno sebagai Presiden, demokrasi terpimpin menggantikan demokrasi parlementer.

Share Article:

arsipmanusia.com

Writer & Blogger

Considered an invitation do introduced sufficient understood instrument it. Of decisively friendship in as collecting at. No affixed be husband ye females brother garrets proceed. Least child who seven happy yet balls young. Discovery sweetness principle discourse shameless bed one excellent. Sentiments of surrounded friendship dispatched connection is he. Me or produce besides hastily up as pleased. 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baru Terbit

  • All Post
  • Biografi
  • Lembaga
  • Penghargaan
  • Peristiwa
    •   Back
    • Pemimpin
    • Agama
    • Seniman
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Pencipta Lagu
    • Musisi
    • Penyanyi
    • Komedian
    • Aktor
    •   Back
    • Bintang
    • Satyalancana
    • Lencana Internasional
    •   Back
    • Perang
    • Pemberontakan
    • Konflik
    • Diplomasi
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katolik
    • Budha
    •   Back
    • Kabinet
    •   Back
    • Pahlawan
    • Politik
    • Militer

Jenderal AH Nasution

Jenderal Abdul Haris Nasution, lahir pada 3 Desember 1918, adalah sosok kunci dalam sejarah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template
Tombol Provinsi Indonesia
Scroll to Top