Kabinet Pembangunan V: Terbentuk pada 21 Maret 1988, masa bakti hingga 17 Maret 1993. Melakukan lima poin utama: kontinuitas pembangunan, penguatan disiplin, pengamalan Pancasila, politik luar negeri, dan pemilu 1992.
Kabinet Pembangunan IV (1983-1988) mengutamakan pembangunan ekonomi, politik, dan sosial di Indonesia, dengan fokus pada swasembada pangan.
Kabinet Pembangunan III (1978-1983), era Soeharto, fokus pada pembangunan ekonomi dan stabilitas nasional, meskipun tidak lepas dari kontroversi.
Kabinet Pembangunan II pimpinan Soeharto fokus pada stabilitas politik, ekonomi, dan kesejahteraan rakyat, dengan penyelesaian Repelita I dan persiapan Repelita II
Kabinet Pembangunan I, yang dipimpin oleh Presiden Soeharto, merupakan kabinet pemerintahan Indonesia dari tahun 1968 hingga 1973.
Kabinet Ampera II dipimpin oleh Soeharto, fokus pada stabilitas dan pembangunan nasional, meski singkat, memberi dampak signifikan dalam sejarah Indonesia.
Kabinet Ampera I adalah kabinet Indonesia di era Soeharto setelah MPRS 1966, bekerja 1966-1967, fokus pada stabilisasi pasca G30S/PKI.
Kabinet Dwikora III, juga dikenal sebagai Kabinet Dwikora yang Disempurnakan Lagi. Presiden Soekarno mengumumkan kabinet ini langsung pada 27 Maret 1966, dan mereka bekerja dari 30 Maret hingga 25 Juli 1966.
Kabinet Dwikora II, dibentuk 12 Februari 1966, memiliki lebih dari 132 anggota. Kontroversial dan singkat, hanya berlangsung 32 hari. Digantikan oleh Kabinet Dwikora III.
Kabinet Dwikora I dipimpin oleh Presiden Soekarno dengan fokus pada sandang-pangan, konflik Malaysia, dan pembangunan. Berdiri dari 1964-1966.
Jenderal Abdul Haris Nasution, lahir pada 3 Desember 1918, adalah sosok kunci dalam sejarah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara.