Kabinet Ampera I Merupakan Kabinet yang dipimpin oleh Presiden Soekarno yang kemudian dilanjutkan oleh Pejabat Presiden Letjen Soeharto.
Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar), yang kemudian dijadikan Ketetapan (TAP) MPRS No. IX/MPRS/1966. TAP tersebut memberi wewenang kepada Letjen. Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu guna memulihkan keamanan dan ketenangan negara.
Bersamaan dengan itu, diterbitkan juga TAP MPRS No. XIII/MPIRS/1966, yang membentuk Kabinet Ampera, yang berarti Amanat Penderitaan Rakyat. Pada tanggal 28 Juli 1966 kabinet ini diumumkan dan beroperasi selama dua tahun.
Ada 30 orang menteri dalam kabinet ini, dan mereka dikelompokkan ke dalam 5 bidang tugas yang berbeda, seperti pertahanan dan keamanan, politik, kesejahteraan rakyat, ekonomi dan keluarga, serta industri pembangunan.
Kabinet Ampera I adalah bagian dari serangkaian kegiatan politik dan pengaturan negara di Indonesia yang melibatkan pemerintahan pusat, hukum, dan lembaga lainnya.
Table of Contents
ToggleSusunan Kabinet Ampera I
Jabatan | Foto | Pejabat | Waktu Menjabat | Partai |
---|---|---|---|---|
Presiden | Soekarno | 18 Agustus 1945 – 12 Maret 1967 | ||
Pejabat Presiden | Soeharto | 12 Maret 1967 – 11 Oktober 1967 | ||
Ketua Presidium Kabinet Ampera | Soeharto | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Utama bidang Pertahanan dan Keamanan | Soeharto | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Utama bidang Politik | Adam Malik | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Utama bidang Kesejahteraan Rakyat | Idham Chalid | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Utama bidang Ekonomi dan Keuangan | Sri Sultan Hamengkubuwana IX | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Utama bidang Industri dan Pembangunan | Sanusi Hardjadinata | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Keamanan |
||||
Menteri/Panglima Angkatan Darat | Soeharto | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri/Panglima Angkatan Laut | Moeljadi | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri/Panglima Angkatan Udara | Rusmin Nurjadin | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian | Sutjipto Judodihardjo | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Veteran dan Demobilisasi | M. Sarbini | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Luar Negeri | Adam Malik | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Dalam Negeri | Basuki Rahmat | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Kehakiman | Oemar Senoadji | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Penerangan | B.M. Diah | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan | Sarino Mangunpranoto | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Agama | Sjaifuddin Zuchri | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Sosial | Albert Mangaratua Tambunan | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Kesehatan | G.A. Siwabessy | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Tenaga Kerja | Awaluddin Djamin | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Perdagangan | Ashari Danudirdjo | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Keuangan | Frans Seda | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Perhubungan | Sutopo | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Maritim | Jatidjan | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Pertanian | Sutjipto | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Perkebunan | P.C. Harjasudirdja | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Pembangunan |
||||
Menteri Perindustrian Dasar Ringan dan Tenaga | M. Jusuf | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Perindustrian Tekstil dan Kerajinan | Muhammad Sanusi | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Pertambangan | Bratanata | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 | ||
Menteri Pekerjaan Umum | Sutami | 28 Juli 1966 – 11 Oktober 1967 |
Program Kerja Kabinet Ampera I
Kabinet Ampera I memiliki program kerja yang disebut Catur Karya. Di bawah ini adalah detail dari program kerja Kabinet Ampera I:
- Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat: Kabinet fokus untuk memperbaiki kehidupan rakyat dengan menangani masalah sandang dan pangan.
- Mengadakan Pemilihan Umum: Tugas utama kabinet adalah menyelenggarakan pemilihan umum, yang harus dilakukan paling lambat pada tanggal 5 Juli 1968.
- Mengusung Kebijakan Luar Negeri Bebas dan Aktif: Kabinet berjanji untuk menjalankan kebijakan luar negeri yang mengutamakan kepentingan nasional Indonesia.
- Memperjuangkan Kemerdekaan dari Imperialisme dan Kolonialisme: Kabinet terus berjuang melawan dominasi dan penjajahan dari kekuatan asing dalam berbagai bentuk dan tindakan.